Nusanews.com - Kalau tak ada aral, paket kebijakan ekonomi Jilid 13 bakal diumumkan pekan depan. Rencana ini sebaiknya ditunda karena 12 paket sebelumnya masih banyak yang tidak maksimal.
Ekonom Senior Indef (Institute for Development of Economics and Finance) Faisal Basri menyarankan agar pemerintah fokus dulu terhadap evaluasi 12 paket kebijakan ekonomi.
Kata mantan ketua tim reformasi tata kelola migas ini, ke-12 paket kebijakan yang diterbitkan pemerintah, masih belum efektif dalam menstimulus iklim investasi.
"12 paket diturunkan, investasi swasta justru turun. PDB naik (5,18%) itu karena diselamatkan oleh konsumsi rumah tangga yang dapat menembus 5 persen," kata Faisal dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (06/08/2016).
"Sayang, isi dan hasil insentif banyak yang tidak nyambung. Dan banyak sekali rekomendasi menteri yang bersifat hanya menyenangkan (presiden)," kata ekonom yang suka membawa tas punggung ini.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, paket ekonomi jilid 13, sudah siap dirilis. Namum kapan waktunya, masih menunggu petunjuk dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hingga kini, Menko Darmin, kesulitan untuk menghadap Presiden Jokowi lantaran super sibuk. "Saya belum dapat waktu dari Presiden. Saya harus ketemu dulu. Yang pasti bukan hari ini," kata Menko Darmin
Menurut Menko Darmin, paket kebijakan ekonomi Jilid 13, kemungkinan diumumkan pada minggu depan. "Iya, (minggu depan diluncurkan)," kata mantan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Sebelumnya, Darmin bilang, esensi dari paket kebijakan ke-13 ini, tak jauh-jauh dari roadmap bisnis digital atawa e-commerce. Kebijakan ini mengatur sejumlah langkah demi pengembangan e-commerce di Indonesia.
Era Jokowi, boleh dibilang eranya paket kebijakan. Dalam hitungan bulan, pemerintahan Jokowi sudah menelorkan 12 paket kebijakan ekonomi yang berisikan 203 peraturan. Dan, sebentar lagi bakal menyusul edisi ke-13. Mari kita tunggu saja. (il)