Nusanews.com - Rencana penempatan sistem antimisil Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) oleh Korea Selatan (Korsel) mendapat protes keras dari China. Meski diprotes, Korsel tidak gentar dan malah meminta China untuk tidak mengurusi keputusan pertahanan mereka.
Sebaliknya, China seharusnya mengurusi Korea Utara (Korut) karena membuat situasi kawasan menjadi tidak stabil. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kantor Presiden Park Geun-hye. Jawaban tegas Korsel pun lantas membuat hubungan antara kedua negara menjadi semakin menegang.
Sekretaris senior Park, Kim Sung-woo, mengatakan, kritik China terhadap Korsel adalah “salah tempat”. "Daripada mengurusi tindakan defensif Korsel, China seharusnya lebih banyak mengurusi Korut karena telah membuat situasi di Semenanjung Korea menjadi tidak stabil. Sebab, Korut dalam tahun ini telah meluncurkan lebih dari 10 rudal balistik,"ujar Kim, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (7/8/2016).
Selama ini diketahui Korsel dan Amerika Serikat (AS) mulai mendiskusikan penempatan THAAD setelah Korut melaksanakan uji coba nuklir keempat dan peluncuran roket jarak jauh. Pelanggaran ini pun lantas memicu sanksi keras dari PBB dan menuai kecaman keras dari dunia internasional.
Menurut Korsel, penempatan penempatan THAAD hanya bertujuan untuk melawan ancaman misil dari Korut. Penempatan ini tidak bertujuan untuk menargetkan Negeri Tirai Bambu. Kendati demikian, menurut Beijing, penempatan misil tersebut dapat membuat situasi kawasan menjadi tidak stabil. Sementara itu, Harian Rakyat China menyatakan, "Para pemimpin Korsel tidak mungkin tidak mengetahui rencana strategis Amerika. Presiden Park pasti mengetahui tujuan sebenarnya dari penempatan sistem antimisil THAAD."
Dalam beberapa bulan terakhir ini, Korut diketahui telah meluncurkan serangkaian misil. Aksi provokatif Korut baru-baru ini adalah peluncuran rudal balistik yang terbang sekira 1.000 kilometer yang akhirnya mendarat di dekat perairan Jepang. Tindakan ini akhirnya menimbulkan protes keras dari Pemerintah Jepang. (ok)