logo
×

Senin, 04 Juli 2016

Dulu Pas Kampanye Jokowi Sesumbar Mengatakan Tak Akan Impor Daging, Mana Buktinya...!!

Dulu Pas Kampanye Jokowi Sesumbar Mengatakan Tak Akan Impor Daging, Mana Buktinya...!!

Nusanews.com - Belum stabilnya harga daging sapi disejumlah pasar di Indonesia jelang Idul Fitri dikritisi kalangan anggota DPR RI.

Misalnya saja, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari FPAN Achmad Hafisz Thohir menganggap, presiden Jokowi tidak cermat memilih orang di posisi tersebut.

"Mendag tidak pada posisi The Right Man on The Right Place. Salah penempatan Menteri oleh Jokowi. Makanya prediksi pasar jadi tidak terarah," tandas politisi PAN ini saat dihubungi TeropongSenayan di Jakarta, Senin (04/07/2016).

Lebih lanjut Hafisz juga menegaskan bahwasannya kebijakan impor dalam menutup kekurangan pasokan daging sapi nasional tidak memberikan efek signifikan.

"Iyalah, import daging itu hanya solusi sementara, namun kejadian inikan terjadi sepanjang tahun. Lalu solusi jangka panjangnya mana?. Bukankah dalam  kampanye pilpres lalu Jokowi selalu antiimpor daging?. Katanya mau swasembada daging?. Supaya rakyat cerdas makan bergizi? Manaaaa?," sindir eks Ketua Komisi VI DPR RI ini.

"Yang jelas dibalik import daging ini menguntungkan pengusaha importir dooong. Beli 40ribu di Australia jual 85ribu. Sementara rakyat disono beli 150ribu sekarang?. Lantas siapa yang diuntungkan?," tanya dia.

Saat ditanya apakah impor daging sapi hanya memberatkan dan menguras APBN belaka, Hafisz mengatakan bahwa pihaknya akan mengkoreksi langkah pemerintah tersebut.

"Memberi kecukupan pangan itu merupakan tanggung jawab pemerintah sesuai UUD 45. Namun jika seperti ini maka tanggung jawab tersebut harus kita koreksi karena malah menjadi beban rakyat. Artinya tanggung jawab tersebut dijalankan dengan tidak berhati-hati karena ada kecenderungan harga daging sapi ini menguntungkan pihak importir saja, jadi ada tata kelola yang salah," tegasnya. (ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: