Nusanews.com - Anggota DPR Komisi I, Mahfudz Siddq mengecam acara stand up comedy di salah satu Televisi Nasional yang menjadikan aturan Syariat Islam menjadi bahan ledekan salah satu komik.
Anggota DPR Fraksi PKS asal Aceh ini mengingatkan kepada Kompas TV agar jangan bermain-main dengan isu SARA di Aceh. Meskipun itu tayangan dalam program stand-up comedy, tapi pihak produser TV punya kewenangan penuh untuk mengedit atau bahkan menayangkan atau tidak.
"Lolosnya program stand-up comedy di Kompas TV yang mengolok-olok perda syariat Islam di Aceh, menunjukkan ada kesengajaan dan maksud tertentu dari Kompas TV," ujar Mahfud kepada Republika.co.id, Senin (4/7).
Apalagi, ia menyayangkan, tayangan itu muncul di bulan Ramadhan. "Jika Kompas TV sengaja mengolok-olok penerapan syariat Islam di Aceh lalu ada reaksi kemarahan masyarakat di sana, apakah Kompas TV siap dan mampu menanggung akibatnya?" kata dia.
Saat ini, masyarakat Aceh sedang menikmati kebebasannya paska MoU Helsinki dengan pemberian otonomi khusus. Apapapun aturan yg diterapkan di Aceh sepanjang ada dalam koridor otonomi khusus, maka tidak boleh dihalangi, apalagi diolok-olok.
Seharusnya, kata dia, setiap aktor stand-up comedy juga harus pandai dan cermat. Jangan semua hal dijadikan bahan olok-olok demi mengundang tawa saja. Menurutnya, pihak TV tentu harus lebih pintar menyeleksi mana materi stand-up comedy yang laik tayang dan mana yang tidak.
Sebagai warga Aceh, Mahfudz meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyikapi tegas kasus ini. KPI harus sigap sebelum masalah melebar terlalu jauh.
Sebelumnya, seorang komik di stand up comedy bernama Hafiz asal Aceh, menyampaikan ledekannya atas pemberlakuan syariat Islam di Aceh. “Di Aceh tidak ada bioskop, alasanya biar tak dijadikan tempat maksiat orang pacaran. Inikan Aceh-nya kota-nya syariat Islam, tapi ini kasian dengan orang yang bener-bener mau nonton. Seharusnya bisa dibuat bioskop yang sudah lulus Sensor Lembaga Syariat Islam,” kata Hafiz.
Hafiz juga mengatakan, kalau bioskop syariat Islam tidak boleh membeli tiket dipojok, harus shof di depan terlebih dahulu seperti baris shalat. Soal makanan, lanjutnya, kalau di bioskop biasa menyediakan pop corn, maka Bioskop Syariat Islam menyediakan kurma.
Ledekan Hafiz akan pelesetan aturan pemberlakuan syariat Islam di Aceh itu pun disambut tertawa oleh para penonton. Sayangnya, kecaman pun muncul atas materi yang ia sampaikan, karena dianggap melecehkan aturan Syariat Islam yang telah menjadi kesepakatan masyarakat Aceh. (rol)