logo
×

Jumat, 01 Juli 2016

Dalam Tahanan, Petugas Ungkap I Putu Sudiartana Kerap Bengong dan Gemetar

Dalam Tahanan, Petugas Ungkap I Putu Sudiartana Kerap Bengong dan Gemetar

Nusanews.com - Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Demokrat, I Putu Sudiartana, menjalani hari pertama di sel Rutan Polres Jakarta Selatan, sejak Kamis (30/6/2016) dini hari, setelah tertangkap petugas KPK karena kasus suap sehari sebelumnya.

Petugas Rutan Polres Jaksel yang enggan disebutkan namanya menceritakan, tak banyak kegiatan dilakukan di tempat barunya, justru ia kerap bengong dan gemetar lantaran masih syok tertangkap petugas KPK.

"Saya sempat ngobrol dengannya. Saya tanya, bagaimana keadaannya. Putu bilang, 'baik'. Tapi, saya tak percaya. Karena saat saya salaman dengannya, tangannya gemetar. Saya cek dadanya, juga berdetak cepat. Waktu diminta tulis identitas di kertas, tangannya gemetar dan tulisannya nggak bisa terbaca," ujar petugas tersebut di Rutan Polres Jaksel.

Setelah perbincangan beberapa saat, Putu baru mengakui dirinya masih syok pasca-tertangkap petugas KPK. Ia kerap bengong karena memikirkan nasib istri dan anak-anaknya pasca-dirinya tertangkap karena kasus dugaan suap.

"Setelah saya tanya, baru dia bilang, 'Kasihan anak saya masih ada yang kecil'. Begitu," ucap petugas tersebut mengulangi pengakuan Putu.

Diberitakan, tim Satgas KPK menangkap tujuh orang dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Jakarta, Padang dan Tebing Tinggi, Selasa (28/6/2016) malam hingga Rabu (29/6/2016) dini hari.

Mereka ditangkap karena diduga terlibat suap Rp 500 juta dari pihak swasta ke I Putu Sudiartana selaku Penyelenggara Negara untuk pemulusan pengajuan anggaran proyek pembangunan 12 ruas jalan di Sumatera Barat dalam APBN Perubahan 2016.

Penangkapan diawali dengan diamankannya sekretaris/staf pribadi anggota DPR I Putu Sudiartana, Noviyanti dan suaminya, Muchlis, di kawasan Petamburan, Jakarta Barat. Suami istri itu ditangkap karena diduga berperan sebagai bagian penerima aliran dana Rp 500 juta dari pihak pengusaha di Sumbar. Penerimaan dan peruntukan dana itu diduga sepengetahuan Putu.

Petugas KPK telah mempunyai barang bukti transfer dana ke tiga rekening, termasuk ke rekening suami Noviyanti, Muchlis. Berikutnya, petugas mencokok I Putu Sudiartana dari rumah dinasnya, di komplek perumahan DPR, Ulujami, Jakarta Selatan.

Petugas juga membawa seorang ajudan bernama Ipin dari rumah Putu. Dia disebut-sebut ajudan dari petinggi Partai Demokrat yang belum diketahui peran maupun kegiatannya di rumah Putu.Saat melakukan penggeledahan awal, petugas menemukan uang 40 ribu dolar Singapura dari kamar Putu. Namun, sejauh ini belum diketahui terkait atau tidak uang tersebut dengan penggelapan anggaran proyek 12 ruas jalan di Sumbar.

Selanjutnya, tim KPK berturut-turut menangkap pengusaha bernama Yogan Askan dan Kepala Dinas, Suprapto, di rumah masing-masing, Padang, Sumbar.

Pada Rabu (29/6/2016) pukul 03.00 WIB, tim satgas KPK menangkap pengusaha sekaligus orang kepercayaan Putu, Suhaemi, di rumahnya, Tebing Tinggi, Sumbar. Setelah melakukan pemeriksaan 1x24 jam dan dilakukan gelar perkara, tim KPK menetapkan lima dari tujuh orang yang ditangkap sebagai tersangka.

I Putu Sudiartana selaku anggota Komisi III DPR, Noviyanti selaku sekretaris/staf Putu dan Suhaemi ditetapkan sebagai tersangka penerima suap. Suprapto selaku Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Pemprov Sumbar dan Yogan Askan selaku pengusaha, sebagai tersangka pemberi suap. Adapun suami Noviyanti, Muchlis, dan Ipin yang disebut-sebut ajudan petinggi Partai Demokrat, dibebaskan karena tidak berperan aktif dalam praktik suap maupun penerimaan aliran dana.

Pihak KPK menahan kelima tersangka di rutan terpisah di Jakarta sejak Kamis dini hari. Anggota DPR I, Putu Sudiartana ditahan di Rutan Polres Jakarta Selatan; Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Pemprov Sumbar, Suprapto di Rutan Salemba; pengusaha Yogan Askan di Rutan Polres Jakarta Pusat; dan pengusaha Suhaemi di Rutan Pomdam Jaya Guntur. (tn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: