Nusanews.com - Rencana Pemerintah Turki untuk mengizinkan pembacaan Alquran di Hagia Sophia, Istanbul membuat Pemerintah Yunani meradang. Hal itu disebabkan ketakutan mereka jika Presiden Erdogan merubah situs kuno tersebut kembali menjadi masjid.
Pembacaan Alquran di Hagia Sophia akan dilakukan setiap hari selama bulan Ramadan. Proses pembacaan itu juga akan disiarkan secara langsung dari stasiun keagamaan negara Turki, TRT Diyanet.
Terkait rencana tersebut, Kementerian Luar Negeri Yunani secara resmi mengutuk inisiatif tersebut dan menyebut hal itu sebagai tindakan regresif dan fanatisme.
“Ritual (ibadah) umat Islam di situs Warisan Dunia (UNESCO) adalah tidak bisa dimengerti. Itu sama saja dengan menunjukkan rasa tidak hormat dan tidak sesuai dengan realitas. Tindakan itu tidak kompatibel dengan masyarakat modern, demokratis, dan sekuler,” sebagaimana pernyataan pihak Kementerian Luar Negeri Yunani.
Menurut mantan Menteri Luar Negeri Yunani dan Wali Kota Athena, Dora Bakoyannis, pembacaan Alquran di Hagia Sophia adalah usaha pertama kalinya dalam kurun waktu 80 tahun terakhir ini untuk mengubah situs tersebut menjadi sebuah masjid.
Sementara itu, tindakan Ankara menurut politisi dari partai konservatif Yunani, New Democracy tidak hanya dianggap provokatif dan menunjukkan rasa tidak hormat kepada Kristen Ortodoks, tapi juga tidak sejalan dengan program Eropa Turki.
Pada pekan lalu, Deputi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Samil Tayyar meminta agar Hagia Sophia dibuka untuk peribadatan umat Islam. Tindakan ini sebagai respons hubungan antara Ankara dan Barat yang semakin renggang.
Dalam posting di akun Twitter milik anggota parlemen Turki dituliskan, “Sejak AS berpihak dengan PKK (Partai Pekerja Kurdistan) dan Jerman mendukung Armenia, persahabatan kita semakin renggang. Inilah giliran kami, Hagia Sophia harus terbuka untuk pelaksanaan ibadah (umat Islam),” sebagaimana dilansir Russia Today (08/06).
Rencana itu telah menimbulkan kekhawatiran dari pendukung Turki sekuler serta orang-orang Kristen Ortodoks di dunia bahwa Hagia Sophia akan diubah menjadi museum pada 1935. Sejumlah pendukung Erdogan dalam partai berkuasa AKP secara terbuka menyarankan agar situs warisan dunia tersebut diberikan kembali sepenuhnya kepada umat Islam. (aln)