logo
×

Senin, 27 Juni 2016

Kombes Krishna Meradang Lihat Aksi Brutal Jakmania Keroyok 4 Polisi

Kombes Krishna Meradang Lihat Aksi Brutal Jakmania Keroyok 4 Polisi

Nusanews.com - Empat anggota kepolisian yang tengah bertugas mengamankan laga pertandingan Sriwijaya FC melawan Persija si Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (24/6) kemarin, luka serius usai dikeroyok kelompok suporter Persija, Jakmania. Keempatnya yaitu Brigadir Hanafi, Brigadir Supriadi, Brigadir Wawan Chandra, dan Aiptu Muhtadi.

Brigadir Hanafi bahkan diisukan salah satu korban tewas akibat insiden itu karena disiram air keras kelompok Jakmania. Namun hal tersebut ditepis pihak kepolisian.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiono mengatakan, Brigadir Hanafi luka karena kekerasan benda tumpul. Saat ini, dia dan tiga rekan lainnya tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Enggak ada. Hanafi itu memang murni kekerasan benda tumpul, sobek terbuka di kepala, di dagu retak, pelipis kanan kiri retak, mata ada pukulan tumpul. Yang bersangkutan tertindih pagar batas masuk gate," kata Awi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (26/6).

Awi mengatakan, saat kejadian Brigadir Hanafi tengah berjaga di pintu tujuh keluar stadion GBK. Diperkirakan saat bentrokan pecah Brigadir Hanafi tak sadar terpisah dengan rekannya.

"Hanafi di gate luar. Cuma yang bersangkutan terpisah dengan teman-temannya. Dia tidak sadar terpisah. Waktu kita bubarkan massa keluar dari Gelora Bung Karno, waktu itu dia ditimpukin massa pas berhamburan ke luar gate 7," kata Awi.

Tak berselang lama, sejumlah Jakmania yang terlibat kerusuhan dan pengeroyokan terhadap polisi di Stadion Gelora Bung Karno, Jumat (24/6) lalu diamankan. Menurut Kombes Awi, terungkapnya pelaku berawal dari penyelidikan di lokasi kejadian, lalu adanya foto dan video yang beredar.

"Khusus TKP Brigadir Hanafi yang sedang kritis sulit. Tapi yang Brigadir Yudda agak mudah. Karena beredar di TV, foto-foto, video terjadi pemukulan dan penyerangan anggota kami di lapangan," kata Awi.

Dari situ, lanjut Dwi, pelaku penyerangan terhadap Yudha bisa diringkus. "Kita tangkap atas nama J alias Oboy di Cikarang sekitar pukul 21.30 Wib. Kemudian, ada juga 6 Jakmania lainnya yang ditangkap terkait kasus hate speech yang di TKP pintu 7," ungkapnya.

Menurut Awi, enam pelaku itu mem-posting terkait kejadian di TKP dengan korban Brigadir Hanafi yang sekarang masih kritis. Pelaku melakukan provokasi pada intinya perlawanan terhadap petugas sehingga kita ambil tindakan tegas.

"Saudara MR, R, I, S, A, dan tadi pagi subuh kita tangkap lagi atas nama AF di Grogol. Kalau yang kelima yang saya sebutkan tadi kita tangkap sekitar pukul 20.00-21.30 Wib, satu di Bogor, dan lainnya di Angke," tukasnya.

"Sampai pagi ini ada 7 orang. Satu kasus pengeroyokan. 6 Kasus hate speech. Dari ini kita berharap berkembang, karena saksi minim sekali. Yang bersangkutan langsung meng-upload gambar TKP," tandasnya.

 Kejadian ini pun membuat Dirkrimum Polda Metro Kombes Krishna meradang. Krishna menegaskan bakal membabat habis pelaku rusuh di SUGBK.

"Kami akan kejar ke manapun para pelaku kerusuhan GBK. Jadilah supporter yang baik," kata Krishna dalam akun Facebooknya seperti dikutip merdeka.com, Minggu (26/6).

Saking geramnya terhadap para pelaku pengeroyok rekannya, Kombes Krishna sampai mengunggah wajah para pelaku beserta postingan yang menghasut dan menyerang polisi dengan kata-kata kasar di facebooknya. Dia menegaskan tak ada tempat bagi suporter brutal.

"Lihat wajah-wajah mereka saat sebelum ditangkap dan sesudah ditangkap. Yang terus menyebarkan kebencian, termasuk yang buat kerusuhan akan kami kejar kemana pun dan kami tegakkan hukum atas perbuatan kalian. Negara tidak boleh kalah oleh suporter brutal."

Namun korban luka juga menimpa anggota Jakmania. Empat anggota Jakmania mengalami luka setelah dua toko penjual atribut pendukung klub sepak bola Persija, di Utan Kayu, Jakarta Timur, dan di Rawasari, Jakarta Pusat, dirusak sejumlah orang tak dikenal, Sabtu (25/6) malam.

Sebelum insiden pengerusakan tersebut, beredar luas mengenai akun Facebook milik Cornelius Fransiscus Sinaga yang berisi kalimat provokatif. Akun tersebut menuliskan; 'Ini belum seberapa The Jack!! Tunggu surprise kami lagi nanti malam'.

"Tidak ada HAM bagi kami dan tidak diespos kami jd korban!! Selamat bergoyang THE JACK NANTI MALAM!!," tulis Cornelius dalam dinding facebooknya pada Sabtu (25/6) malam.

Dari penelusuran merdeka.com, akun Cornelius Fransiscus Sinaga merupakan anggota Samapta Bhayangkara (SABHARA). Cornelius juga mengunggah foto sejumlah anggota Jakmania saat menyerang anggota polisi.

"Ini belom seberapa THE JACK!! Tunggu surprise kami lagi nanti malam." tulis Cornelius pada Jumat (24/6) malam sembari mengunggah foto puluhan Jakmania ditangkap.

Kemudian pada Minggu (26/6) pukul 03.00 WIB, sejumlah polisi diamankan karena hendak melakukan sweeping Jakmania di daerah Jalan Sahardjo dan Minangkabau. Ada 15 polisi dari berbagai satuan yang diamankan.

"Propam sudah menangani," kata Awi.

Awi menegaskan polisi tidak diizinkan menindak masyarakat sipil karena alasan dendam dan tanpa mengantongi surat perintah. Mengenai perusakan dua toko milik Jakmania, kata Awi, hingga kini pihaknya masih dilakukan penyelidikan. Awi pun belum memastikan sekelompok orang yang melakukan pengerusakan tersebut.

"Anggota penegak hukum tidak boleh dendam dalam melaksanakan penindakan. Pak Kapolda telah membentuk tim dari Ditreskrimum dan Ditreskrimsus untuk melakukan penindakan sesuai peraturan perundang-undangan," kata Awi. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: