logo
×

Kamis, 09 Juni 2016

BNPT: Jaringan Teroris Santoso tak Ada Apa-Apanya

BNPT: Jaringan Teroris Santoso tak Ada Apa-Apanya

Nusanews.com -  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan bahwa Jaringan teroris MIT pimpinan Abu Wardah alias Santoso tidak terlalu sulit dihadapi. Kesulitan tim Satgas anti-teror menangkap teroris yang beroperasi di hutan Poso itu hanya karena faktor lokasi.

“Santoso enggak ada apa-apanya. Hanya dia punya kemampuan untuk memenej anak buahnya,” kata Sekretaris Utama BNPT R Gautama Wiranegara di sela-sela acara Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Guru dan Rohis SMA/SMK di Jakarta, Kamis (9/6/2016).  

Baru-baru ini kelompok Santoso sendiri memang dikabarkan sudah semakin terdesak dalam kepungan Tinombala. Bahkan kondisi itu membuat Santoso kekurangan logistik sehingga mengalami kelaparan.

Hanya saja kelompok ini sulit untuk segera ditangkap karena berada di kawasan hutan luas dan sulit diditeksi.

“Medan di Poso satu klik di bawah Papua. Itu salah satu kendala,” jelasnya.

Terkait dengan langkah BNPT menggelar diskusi pencegahan dengan peserta kalangan guru dan rohis di tingkat SMA/SMK kata Gautama, untuk menghindarkan para pemuda dari pengaruh paham radikal. Apalagi kini paham-paham tersebut, termasuk propaganda paham radikal terus semakin menghantui kaum muda di neger ini.

“Propaganda paham radikalisme dan terorisme di kalangan generasi muda, khususnya pelajar terus menghantui masyarakat di seluruh penjuru nusantara, sehingga hal ini membutuhkan perhatian serius semua pihak demi menyelamatkan generasi bangsa dari kehancuran,” jelasnya.

“Apalagi paham radikalisme saat ini begitu cepat berkembang seiring berkembangnya kemajuan teknologi, terutama internet dan media sosial.”

Ia juga menjelaskan bahwa generasi muda, terutama pelajar sangat rawan ditunggai oleh propaganda kekerasan, terutama ISIS. Hal itu tidak lepas dari keberadaan pemuda dan pelajar yang tidak bisa dilepaskan dari dunia internet.

“Fakta ini yang membuat para pelajar ini harus dibekali pengetahuan agama, moral, dan ideologi untuk membentengi dirinya dari propaganda radikalisme dan terorisme,” paparnya. (ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: