Nusanews.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku kerap tak diizinkan masuk masjid saat menjalani masa kecilnya di Belitung.
Pria yang dikenal dengan nama Ahok itu yakin bisa lebih menguasai kitab suci umat Islam, yakni Al Quran, apabila ketika masih kecil diizinkan masuk masjid.
"Saya mungkin juara MTQ (musabaqah tilawatil Quran) kalau saya diizinkan masuk masjid. Saya sekolah di sekolah Islam dari SD sampai SMP," ujar Ahok saat menghadiri acara buka puasa bersama di kantor DPP Partai Nasdem, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2016).
Menurut Ahok, guru mata pelajaran agama Islamnya pernah menyarankan agar ia mengikuti kursus menulis huruf Arab di masjid seusai shalat isya.
Namun, kata dia, warga sekitar melarangnya masuk masjid. Ia menganggap warga yang dulu melarangnya itu adalah orang-orang yang terpengaruh paham ajaran agama yang sempit.
"Saya enggak boleh masuk ke masjid. Katanya orang kafir, enggak boleh masuk ke masjid. Saya pikir kalau saya masuk masjid, saya bisa hafal 28 juz," ujar Ahok.
Meski demikian, Ahok menyebut ada hikmah di balik dilarangnya ia masuk masjid. Sebab, hal itu membuat guru mata pelajaran agama Islam-nya tak menghitung soal tentang pengetahuan bahasa Arab setiap ada ujian.
Akibatnya, kata Ahok, ia selalu mendapat nilai yang tinggi, yakni mencapai 90-100.
"Dari 10 soal, tujuh bicara tentang hal lain, tiga tentang tulisan Arab. Saya dibebaskan tulisan Arab karena tidak boleh ikut tambahan kursus habis shalat isya. Akibatnya, orang Muslim kalah pelajaran agamanya lawan saya," kata Ahok. (kp)