logo
×

Senin, 16 Mei 2016

Sidak ke Luar Batang, Iluni UI Tantang Ahok Debat Akademis di TKP. Berani?

Sidak ke Luar Batang, Iluni UI Tantang Ahok Debat Akademis di TKP. Berani?

NBCIndonesia.com - Pengajar Fakultas Ekonomi yang juga anggota Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI), Taufik Bahaudin, menantang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk berdebat secara akademis soal sejarah cagar budaya dan perkampungan Luar Batang. "Daripada simpang siur, lebih baik secara akademis silakan berdebat dengan maksud membuat kebijakan yang benar," katanya  di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad  15 Mei 2016.

UI, kata Taufik, juga segera mengadakan diskusi ilmiah untuk membahas isu-isu terkait kebijakan publik di Jakarta. "Kami sudah sepakat agar UI juga bisa dijadikan pegangan terhadap isu-isu mutakhir, yang dipercaya, yang tidak berpihak, dan tidak dimanipulasi," ucapnya.

Pada kunjungan tersebut, Taufik dan beberapa alumni UI  berdialog dengan beberapa tokoh masyarakat Luar Batang. Ia mencoba mendengar kesaksian beberapa warga tentang sejarah kehidupan Luar Batang. Mendengar kesaksian beberapa warga, dengan barang bukti,  perlu diskusi ilmiah tentang sejarah sosial dan cagar budaya di kawasan Luar Batang. Contoh,perdebatan awal mula kehadiran warga Luar Batang versi pemerintah dan warga.

Taufik juga menantang Gubernur Basuki untuk mendatangi Kampung Luar Batang. Tujuannya, melihat langsung kondisi riil kawasan Pasar Ikan pasca-penggusuran. "Coba kalau berani datang dulu ke sini (Luar Batang)."

Kampung Akuarium Luar Batang Pasar Ikan di Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi perhatian setelah pemerintah DKI Jakarta menggusur warga di kawasan itu pada April lalu dengan dalih penataan kawasan wisata bahari. Penggusuran ini menuai protes warga, salah satunya dengan kembali ke puing-puing bangunan dan tinggal di dalam tenda. Pemerintah dan warga saling debat soal sejarah kependudukan Luar Batang.

Saat Tempo berkunjung hari ini, tampak setidaknya empat tenda ukuran besar dengan atap melengkung didirikan di atas puing bangunan. Sementara itu, ada tenda dari sumbangan Ratna Sarumpaet Crisis Center, dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia. Juga ada bangunan semi permanen yang digunakan untuk gudang logistik dan musala. Makin sore, tenda dan kawasan tersebut tampak semakin ramai. (tp)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: