NBCIndonesia.com - Pemprov DKI kini dipimpin orang yang hilang ingatan pada rakyat kecil dan miskin. Disampaikan sejarawan JJ Rizal, Gubernur DKI Ahok membangun Jakarta tanpa membayangkan sebagai milik bersama. Bukan itu saja, Ahok juga menyingkirkan sejarah Betawi di Jakarta.
“Jakarta dibangun dan dijalankan hanya untuk penuhi hasrat-hasrat kepentingan dari kaum aristokrasi politik dan uang saja,” ujar lulusan Jurusan Sejarah di Universitas Indonesia tahun 1998 ini, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (18/5).
Pendiri Komunitas Bambu ini mengatakan, kebijakan Ahok yang seperti itu tercermin dari kebijakan megaproyek 17 pulau buatan di Teluk Jakarta. Menyisihkan nelayan dan masyarakat Betawi di pesisir. Padahal, etnis asli Jakarta dari kawasan pesisir memiliki sejarah dan orang ternama pada masanya.
Aksi Ahok lainnya yang dianggap tidak menghargai kebudayaan Betawi di Jakarta, menurut Rizal yakni dengan melarang adanya penjual hewan kurban di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Padahal sejak tahun 1875, wilayah Tanah Abang ditetapkan sebagai kawasan tekstil dan kambing. “Jadi Tanah Abang dan Betawi pesisir punya sejarah panjang di Jakarta,” beber dia.
Tidak Kasih Pendapatan, Disingkirkan
Rizal juga mengkritisi kebijakan Ahok yang menyingkirkan warga Betawi nelayan Pesisir dan pedagang kambing di Tanah Abang dari peradaban Jakarta hanya karena dianggap tidak menyumbang pemasukan bagi keuangan daerah.
“Ini memalukan,” ucap kolomnis sejarah Batavia-Betawi-Jakarta di sebuah majalah Internasional yang berpusat di Belanda, MOESSON Het Indisch Maandblad di Belanda ini.
Kalau ukuran masyarakat bisa di sebuah perkotaan adalah hanya pada besarnya sumbangan yang diberikan, ujar Rizal, itu berarti bakal terus bertambah deretan daerah-daerah lain yang alami nasib sama digilas kebijakan Ahok.
“Kalau tidak bisa beri sumbangan besar akan diganti,” ujar periah anugerah budaya dari Gubernur DKI di tahun 2009 ini. (akt)