Nusanews.com - Pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia, sudah tak terbilang jumlahnya yang dibaiyai oleh Cina.
Yang paling baru adalah pembangunan jalur kereta api di Sumatera dan Sulawesi. Hal ini diungkapkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang menyerahkan dokumen proyek pembangunan kereta Trans Sumatera dan Trans Sulawesi ke Pemerintah Tiongkok pada Mei 2016.
"Dokumennya sudah kita kumpulkan dan janjinya bulan ini kita serahkan," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono usai menerima kunjungan Dubes Tiongkok untuk Indonesia di Jakarta, Kamis, 26 Mei 2016.
Pasalnya, kata Prasetyo, Pemerintah Tiongkok akan memberikan pinjaman terkait pembiayaan proyek KA Trans Sumatera dan Trans Sulawesi senilai Rp80 triliun, namun pihaknya harus terlebih dahulu mempelajari secara detil terkait proyek tersebut.
"Mereka berminat memberikan pinjaman luar negeri untuk dua proyek KA, Trans Sumatera dan Sulawesi, masing-masing sekitar Rp40 triliun," katanya.
Sebelumnya, Prasetyo mengatakan pihak Tiongkok meminta dokumen studi-studi yang telah dilakukan oleh Kemenhub untuk dipelajari.
"Sekarang akan ditinjau ulang oleh mereka karena memang keperluannya. Mungkin studi-studi itu sudah lebih dari lima tahun, jadi harus dikaji ulang," katanya.
Dia menjelaskan di antara proyek tersebut, sebagian ada yang sudah melalui studi kelaikan (feasibility study) ada pula yang masih belum (pra-fs), sudah ditentukan trase dan ada pula yang sudah dikaji "detailed engineering design" (DED).
Prasetyo menyebutkan yang sudah tahap DED, di antaranya Trans Sumatera antara Rantau Rapat-Duri-Duri-Pekan Baru. Diharapkan, pengkajian studi oleh Tiongkok bisa segera dan tidak lebih dari setahun.
"Seharusnya untuk bisa ketemu mana yang dia minati sekaligus diberikan pinjaman luar negeri," katanya.
Prasetyo mengungkapkan, Tiongkok sudah sempat mendatangi Kemenhub belum lama ini untuk meminta kajian studi Trans Sulawesi dan Trans Sumatera.
"Saya janji seharusnya bulan ini karena dia berminat untuk ke China Exim Bank," kata Prasetyo
Banyaknya proyek yang dibiayai dari utang ke pemerintah Cina ini memicu pertanyaan, "Pemerintah kok hobi banget sih utang ke Cina?"
Publik tentu belum lupa adanya arus masuk pekerja asal Cina di berbagai sektor, bahkan untuk proyek kecil!
Publik perlu kritis dan mempertanyakan setiap kebijakan utang yang disertai dengan perjanjian yang isinya tentu tak pernah diungkap secara terbuka ke publik.
Yang jelas, tak ada makan siang gratis untuk tiap proyek utang yang dibiayai oleh Cina. {*] (pp)