logo
×

Minggu, 29 Mei 2016

Panglima TNI: Kita Harus Waspada, Kekayaan Alam Indonesia Jadi Rebutan Oleh Negara Asing

Panglima TNI: Kita Harus Waspada, Kekayaan Alam Indonesia Jadi Rebutan Oleh Negara Asing

Nusanews.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan kekayaan alam Indonesia hingga kini masih menjadi incaran empuk banyak negara asing. Menurut Gatot, kandungan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia sudah disadari oleh para Presiden Indonesia, di antaranya Presiden pertama Soekarno.

Soekarno, kata dia, mengatakan bahwa kekayaan alam Indonesia suatu saat nanti akan membuat iri negara-negara di dunia. Demikian pula Presiden Joko Widodo pada saat dilantik di Senayan, menyampaikan jika kekayaan alam di Indonesia bisa dapat menjadi petaka.

“Itu semua, sekarang sudah menjadi kenyataan. Dengan demikian, maka kita harus waspada dengan kekayaan alam yang kita miliki karena menjadi bahan rebutan oleh negara-negara asing,” kata Panglima TNI dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Puspen TNI, Minggu, 29 Mei 2016.

Gatot juga mengatakan, seiring dengan lonjakan penduduk dunia yang berkembang begitu pesat dan jumlahnya sudah melebihi kapasitas ideal, maka logikanya pertambahan pendudukan itu juga memerlukan pasokan pangan, air dan energi untuk menompang hidupnya. Hal inilah yang akan memicu konflik antarnegara.

Gatot Nurmantyo memprediksi, energi akan habis pada tahun 2043, kondisi tersebut memicu perang untuk mengambil alih energi negara-negara yang berada di garis ekuator, salah satunya yang dilirik adalah Indonesia.

“Ke depan, energi itu bisa digantikan dengan hayati dan kekayaan alam hayati ada di negara ekuator, terutama di Indonesia. Maka Indonesia akan menjadi lumbung pangan, air sekaligus juga lumbung pengganti energi hayati,” tambahnya.

“(Maka itu) Perang ke depan adalah perang pangan, air dan energi diistilahkan perang ekonomi dan lokasinya di Indonesia, inilah ancaman bangsa Indonesia,” kata dia. (vv)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: