logo
×

Selasa, 24 Mei 2016

Ki Gendeng: Ahok Minta Bantuan "Dukun" China Tapi Tak Mempan, Ada Kekuatan Dari Utara Yang Akan Jatuhkan Ahok

Ki Gendeng: Ahok Minta Bantuan "Dukun" China Tapi Tak Mempan, Ada Kekuatan Dari Utara Yang Akan Jatuhkan Ahok

Nusanews.com - Di sela-sela perayaan Hari Raya Waisak di Wihara Ekayana Arama, Duri Kepa, Jakarta Barat (22/05), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikabarkan meminta bantuan “dukun” asal China agar tidak jadi tersangka dalam sejumlah kasus korupsi.

Sinyalemen supranatural itu disampaikan praktisi metafisika Ki Gendeng Pamungkas kepada intelijen (22/05). “Orang kepercayaan Ahok di acara Waisak itu menemui dukun asal China yang dianggap sakti. Ahok minta agar tidak menjadi tersangka kasus korupsi,” ungkap Ki Gendeng.

Menurut Ki Gendeng, secara spiritual, Ahok saat ini mengalami kebingungan karena kasus reklamasi Teluk Jakarta maupun Rumah Sakit Sumber Waras bisa mendorong Ahok masuk penjara. “Ahok alami kebingungan. Dukun-dukun dari China diminta bantuan,” beber Ki Gendeng.

Ki Gendeng mensinyalir, pihak Ahok juga meminta dukun China untuk mengirimkan ‘guna-guna’ ke Presiden Jokowi. Tujuannya, agar mantan Wali Kota Solo itu membantu Ahok lepas dari jerat hukum. “Semua kekuatan spiritual dan perdukunan sedang dilakukan Ahok,” papar Ki Gendeng.

Namun, kata Ki Gendeng, bantuan dukun dari China tidak ada manfaatnya, karena sekarang yang dihadapi Ahok adalah kekuatan rakyat. “Ada kekuatan besar ‘dari utara’ yang bisa jatuhkan Ahok. Saya melihat gejala itu sudah ada,” pungkas Ki Gendeng.

Sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama menghadiri peringatan Hari Raya Waisak di Wihara Ekayana Arama, Duri Kepa, Jakarta Barat. Dalam sambutannya, Ahok mengimbau agar umat Buddha dapat menjaga harmoni dan kedamaian bagi lingkungannya.

“Kalau bisa mengamalkan harmoni itu, dia bisa menahan dirinya, akan membuat orang di sekitarnya juga sejahtera,” kata Ahok di Duri Kepa (22/05). (it)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: