Nusanewsa.com - Joko Widodo memerintahkan harga bahan kebutuhan pokok, khususnya daging dan beras, turun saat Lebaran 2016.
"Saya ingin ingin harga daging sapi jangan sampai seperti harga saat ini. Paling tidak Rp80 ribu per kilogram," tegasnya pada pembukaan rapat terbatas kabinet di Jakarta, Selasa, 26 Mei 2016 lalu.
Berbagai pendapat muncul menanggapi perintah ini. Rustam Ibrahim, seorang pendukung Jokowi mengatakan bahwa menurunnya harga daging sapi sangat mungkin. Sebab, menurut Rustam, di luar negeri saja bisa, mengapa di Indonesia tidak bisa?. Pendapat Rustam langsung dipertanyakan oleh pengamat politik Burhan Muhtadi. Burhan langsung menyatakan keheranannya.
"Luar negerinya di mana, Pak? Di Aussie aja daging sapi yang paling murah perkilo AUD 10 atau setara 100 ribu", tulis Burhan melalui akun twitter @BurhanMuhtadi, Sabtu malam, 28 Mei 2016.
Seorang netizen lain, @mau_saham menyatakan kehebatan pemerintahan Jokowi. Setelah diperintahkan untuk turun, harga daging sapi, langsung berada di kisaran 65 ribu.
"Pemerintah hebat harga daging sapi udah 65rb, hebat ya.. tapi itu cuma dapet 1/2kg", tulis @mau_saham, Sabtu 28 Mei 2016.
Sementara info yang dihimpun dari salah satu pemasok daging sapi lokal dan impor yang berlokasi di bilangan Pondok Cabe, harga daging sapi lokal masih cukup tinggi.
Bagian tenderloin, masih berada di kisaran 125 ribu per kg. Sementara potongan cuberoll dan striploin masih di kisaran harga 105rb per kg.
"Potongan rump, outside, chucktender, knuckle dan topside di harga 101rb", tulis Tatik Setiawan, marketing sebuah pemasok daging sapi lokal dan impor melalui pesan elektronik kepada Portal Piyungan.
Sementara potongan bladem chuck dan shankle berada di kisaran 97rb. Brisket (sandung lamur) ada di kisaran harga 85rb. Potongan buntut sapi di harga 95rb.
"Yang di bawah harga 80rb per kilo, jeroan dan kulit. Kikil/kaki sapi 70 rb per kg. Paru rebus, 62rb per kg, babat 60rb per kg. Lidah masih di harga 90rb", lanjut Tatik lagi.
Kesemua harga tadi, lanjut Tatik hanya berlaku untuk pembelian dalam bentuk bulk (potongan utuh).
"Itu harga bulk, bukan harga eceran per kilo. Kaau harga eceran per kilo pasti jatuhnya lebih mahal. Kami tidak ngecer", tutup Tatik.
Sementara Kus Iskandar, salah seorang staf di pemasok daging sapi lokal dan impor di bilangan Pasar Minggu menyatakan, harga 80 rb per kilogram adalah harga daging tetelan.
"80 ribu mah daging tetelan doang.. Biasa kita kirim di harga segitu ke Ragunan", tutur Kus ketika ditemui Sabtu, 28 Mei 2016 malam.
Kus menambahkan, harga daging sapi sulit turun karena pasokan daging sapi lokal memang langka dan harga daging sapi impor masih sangat tinggi.
"Sapi lokal langka, sapi impor masih langka. Gak masuk akal lah harga daging sapi bisa 80rb per kilo,, Daging ya, bukan tetelan atau jeroan", tutup Kus. (pp)