NBCIndonesia.com - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mengusulkan agar Presiden kedua Indonesia, Soeharto diberi gelar pahlawan nasional. Anggota Komisi III DPR Jazilul Fawaid tak sepakat dengan wacana itu. Dia lebih sepakat jika mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang mendapat gelar pahlawan nasional.
"Kita sudah bolak-balik mengajukan tapi ada syarat yang harus diverifikasi, padahal Bu Mensos (Khofifah Indar Parawansa) anak buah Gus Dur," kata Jazuli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/5).
Wasekjen PKB ini menuturkan, pihaknya mengajukan Gus Dur bukan semata-mata karena kepentingan kelompok. Sebab Gus Dur merupakan bapak demokrasi Indonesia yang sudah menjadi panutan. Dia kembali menceritakan ketika Gus Dur lengser karena dizalimi.
"Penting, peristiwa peralihan Gus Gur ke Megawati, Gus Dur dihukum secara dzalim, diadili secara dzalim, ini ganjaran yang diberikan waktu itu untung tidak ada kerusuhan besar, kalau jadi Indonesia tak seperti ini. Gus Dur keluar pakai celana pendek kalau pendukungnya diperintahkan untuk membelot negara, kebesaran hati, kenapa sih harus pelit-pelit banget kepada warganya yang punya jasa," ungkapnya.
Menurutnya, jika Golkar ingin mengajukan Soeharto, maka harus diusulkan ke tim verifikasi pemerintah. Harus dikaji terlebih dulu seberapa layak menyandang gelar pahlawan.
"Soeharto itu dianggap berjasa atau tidak? Itu kan pro-kontra sebagian masih menganggap masalah amalnya lebih besar dari apanya, kalau sesuai aturan tidak masalah," tuturnya. (mdk)