NBCIndonesia.com - Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyayangkan wajah pemerintahan Jokowi kian buram di tengah-tengah momentum hari kebangkitan nasional 20 Mei. Praktik korupsi justru makin berkembang biak sampai ke lembaga penegak hukum, peradilan dan lembaga lainnya.
"Akan lebih hari ini. Sebab Presiden Jokowi memperingati hari Kebangkitan Nasionalnya dengan tema "Aku Terjatuh Tak Bisa Bangkit Lagi" lantaran saat APBN 2016 pada setiap Kementerian dipotong semua karena faktor penerimaan negara tidak mencapai target," tegas Uchok, Jumat (20/05/2016).
Artinya, lanjut Uchok, banyak program dan anggaran yang sudah direncanakan tahun 2016, harus ditunda dahulu atau disimpan dalam arsip meja Presiden. Proyek banyak disimpan dalam arsip, dan utang semakin menumpuk menandakan bahwa di bawah kepemimpinan Jokowi tidak akan bisa bangkit karena tak akan bisa bayar utang. "Dan sulit untuk mencari utang baru," tutur dia.
Uchok melanjutkan, di hari kebangkitan nasional ini wajah pemberantasan korupsi pun semakin terpuruk. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah tidak lagi adil dan independen dalam penanganan korupsi. Hal ini bisa dilihat dari korupsi sumber waras.
"KPK dilumpuhkan padahal dimata publik, dan berdasar hasil audit investigasi BPK, ada "Orang Besar" yang terlibat dalam sumber waras," ucapnya.
Masih kata Uchok, inilah yang belum dituntaskan oleh lembaga antirasuah karena lebih memilih jalan-jalan, dan senang-senang untuk menemani Presiden Jokowi ke Korsel daripada serius mengangkat atau menaikan kasus sumber waras dari penyilidikan ke penyidikan.
"KPK lebih pilih senang-senang temani Jokowi ke Korsel," tandasnya. (rn)