NBCIndonesia.com - Permasalahan antara pengendara motor bernama Wisnuhandy Widyoastono dengan tiga personel Satuan Lalu Lintas Polres Tangerang Selatan yang terjadi pada Senin (16/5/2016) telah diselesaikan secara damai.
Penyelesaian masalah tersebut berlangsung pada Selasa (17/5/2016) siang bertempat di Jakarta yang dihadiri oleh Wisnu serta Kasat Lantas Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Prayoga Angga dan tiga anggotanya yang terlibat konflik dengan Wisnu.
"Kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya pada seluruh pihak yang tanggap dalam melakukan mediasi dan mempertemukan kami dengan Kasat Lantas Polres Tangerang Selatan AKP Prayoga, untuk menyelesaikan masalah yang terjadi antara saya dengan anggota lalu lintas di Ciputat, hari Senin kemarin," demikian tulis Wisnu dalam akun Facebook miliknya, kemarin sore.
Adapun posting-an sebelumnya yang Wisnu muat, yaitu tentang pengakuannya dipukul oleh polisi dan foto-foto polisi, sudah dihapus dari akun Facebook miliknya. Ketika dihubungi oleh Kompas.com via Facebook, Wisnu belum memberikan respons.
Secara terpisah, Kapolres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan juga membenarkan bahwa masalah itu sudah diselesaikan secara baik. Adapun inisiatif untuk menemui Wisnu adalah dari Prayoga sendiri selaku pimpinan langsung tiga polisi lalu lintas yang berhadapan dengan Wisnu.
"Intinya, masalah tersebut sudah selesai, selesai dengan damai. Kami tidak mengungkit-ungkit lagi masalah yang kemarin. Kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai," kata Ayi saat dihubungi pada Rabu (18/5/2016) pagi.
Sebelumnya, kepada Kompas.com, Ayi menuturkan, dari laporan petugasnya di lapangan, tidak ada pemukulan seperti yang disebutkan oleh Wisnu dalam posting-an yang telah dia hapus.
Ketika ditanya kembali tentang itu, Ayi mengaku memang kejadiannya seperti itu dan Wisnu sendiri sudah mengakui bahwa sebenarnya tidak ada pemukulan dari polisi.
Terkait surat tugas yang tidak ditunjukkan oleh polisi lalu lintas, juga sudah disebutkan sebelumnya oleh Ayi, posisi mereka saat itu memang sedang bukan razia kendaraan, melainkan mengatur lalu lintas yang padat sebagai dampak dari ambruknya jembatan penyeberangan orang di tol BSD.
"Polisi ketika melihat ada pelanggaran, ya ditindak dong. Masa harus balik dulu ambil surat tugas, kan enggak. Itu sifatnya kondisional karena yang bersangkutan (Wisnu) mencoba nyelonong lawan arah saat kondisi lalu lintas sedang macet-macetnya," ujar Ayi.
Ayi juga menjelaskan, ketika polisi di lapangan difoto oleh orang yang tak dikenal, sudah menjadi kewajiban mereka untuk menutup dan melindungi identitasnya agar tidak disalahgunakan oleh orang lain. Hal yang sama terjadi saat Wisnu memotret para polisi yang bermasalah dengannya kemarin.
Dari kejadian ini, Ayi berpesan supaya masyarakat yang mengalami pengalaman tak mengenakkan dengan polisi agar tidak menceritakan ke media sosial terlebih dahulu, tetapi lapor ke pihak berwajib.
Jika ada pelapor yang tidak percaya dengan sebuah institusi polisi, semisal Wisnu yang tidak memercayakan laporannya kepada Polres Tangerang Selatan, bisa lapor ke kantor polisi lain, seperti Polda Metro Jaya atau Mabes Polri.
"Sayangnya, saya belum ketemu sama Wisnu buat tahu ceritanya dia kayak gimana. Ini jadi pelajaran, contoh juga buat masyarakat. Justru kalau Wisnu pertama bilang mau memperkarakan, saya maunya benar diperkarakan supaya jelas seperti apa masalahnya. Kalau kayak kemarin di medsos kan saya enggak tahu, enggak bisa juga sembarangan marahin anak buah karena belum tentu dia salah," ucap Ayi.
"Tetapi, yang penting, sekarang masalahnya sudah selesai. Masalah yang besar, dikecilkan, yang kecil dihilangkan, ke depannya bisa sama-sama lebih baik lagi. Saya juga paham kalau setiap ada masalah, tidak ada yang 100 persen benar atau salah, pasti masing-masing ada salahnya juga," ujar Ayi. (kp)