NBCIndonesia.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan, radikalisme dan terorisme berawal dari negara Timur Tengah yang gagal dalam pembangunan. Dia mencontohkan, kelompok Al Qaeda di Afghanistan. Negara-negara Islam terpecah belah lantaran kelompok radikal dan teroris.
"ISIS muncul dari Irak dan Suriah. Negara-negara itu gagal tercerai berai akibat dari dalam dan didestroy atau dibenturkan dari luar, dari negara besar yang menghancurkan. Afghanistan dihancurkan oleh Rusia dan kemudian Amerika ikut serta," kata Jusuf Kalla dalam sambutan Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadis (MHQH) di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (21/4).
Wapres JK melanjutkan, Irak dan Suriah jadi negara gagal karena invasi militer negara-negara barat. Akibatnya, muncul ketidakadilan dan kehancuran negara-negara Islam.
Negara Islam telah dipecah belah oleh negara barat. Menurut JK, itu terungkap dari sebuah buku yang dikarang warga Amerika. "Memang jelas dikatakan bahwa setiap kehancuran negara-negara islam yang menang adalah negara barat," imbuhnya.
Karena itu Wapres JK meminta seluruh negara Islam bersatu dan berdamai agar tak muncul radikalisme dan terorisme. Keuntungan lain, negara Islam bisa saling membantu menjaga sumber daya alamnya terutama gas dan minyak.
"Alhamdulillah di Indonesia tentu ada juga radikalisme dan terorisme, tapi dapat diatasi dengan toleransi yang baik," ucapnya.
Wapres mengingatkan, radikalisme dan terorisme tidak bisa diselesaikan kecuali menciptakan kedamaian di negara masing-masing. Menurut JK, bahaya yang paling dikhawatirkan di dunia ini adalah terorisme bunuh diri.
"Kalau terorisme hanya bersembunyi pada itu mudah diatasi. Tapi terorisme bunuh diri itulah yang paling ditakutkan di dunia ini," kata dia. (mdk)