NBCIndonesia.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tingkat tertentu dalam menjalankan roda pemerintahannya untuk mewujudkan nawacita sangat diuntungkan oleh faktor alam. Hal ini bukan disebabkan konsolidasinya yang bagus, tetapi lawan oposisinya rontok dengan urusan internalnya sendiri.
"Ibarat sekarang Pak Jokowi tidak ada lawan tanding, bukan karena bertanding tapi karena lawan tandingnya rontok sebelum bertanding," kata Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, Senin (18/4/2016).
Menurut dia, pelemahan oposisi terhadap Jokowi bukan karena langkah-langkah yang dilakukannya tetapi lebih ditetapkan faktor internal koalisinya sendiri yang tidak terlalu kuat dengan dihantui banyak masalah secara internal. Mulai dari Partai Golkar memiliki masalah sampai sekarang yang masih belum diketahui akan dilakukan konsolidasi kembali dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) nampak sudah mulai lumayan meskipun kubu pemenang lebih pro Jokowi ketimbang oposisi.
Sementara itu, lanjut Ray, Partai Gerindra juga diketahui sibuk dengan urusan internalnya baik konteks Pilkada DKI maupun urusan yang lain-lain. Hal yang sama juga senasib, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga mengalami konflik internal dengan dikeluarkannya Fahri Hamzah dari kepengurusan secara umum bahkan keanggotaan dari PKS.
"Ini membuat partai-partai oposisi sibuk dengan urusan-urusan internalnya yang pada tingkat tertentu sebetulnya menjadikan posisi Pak Jokowi mestinya bisa lebih cepat untuk bergerak," ujarnya.
Lebih lanjut, Ray mengaku aneh jika kondisi seperti itu tidak terlihat ada satu loncatan yang tepat yang dilakukan Jokowi. Dengan beragamnya warna dan corak kabinet Jokowi yang mengakibatkan semua menjadi samar-samar untuk membaca pembangunan ala Jokowi itu mau dibawa kemana.
"Karena kita rata-rata semua agak bingung, sebetulnya pak Jokowi ini mau arah kemana," pungkasnya. (rn)