logo
×

Senin, 18 April 2016

Panik, Pendukung Ahok Coba Kaburkan Kasus Sumber Waras dengan Menyerang Ketua BPK

Panik, Pendukung Ahok Coba Kaburkan Kasus Sumber Waras dengan Menyerang Ketua BPK

NBCIndonesia.com - Temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) terkait dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta membuat sejumlah pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mulai panik. Para pendukung orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta ini pun mulai menyerang pribadi Ketua BPK Harry Azhar Aziz.

Untuk diketahui di sosial media para pendukung Ahok menyerang Harry Azhar Aziz yang namanya diduga masuk dalam Panama Papers. Pengamat politik dari Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf mengatakan, dalam komunikasi politik para pendukung Ahok pasti akan mencari celah untuk menyerang balik orang-orang yang dianggap sebagai lawan politik Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Sebagai contoh, para pendukung Ahok menyerang pribadi Harry Azhar Aziz. Padahal, lanjut Asep, audit BPK terkait temuan kejanggalan dalam pembelian lahan RS Sumber Waras bukan perseteruan pribadi antara Ahok dengan Harry Azhar Aziz.

"BPK itu kan lembaga negara, jadi jangan dikaitkan dengan pribadi pegawai di BPK. Kasus RS Sumber Waras ini kan temuan auditor BPK, siapa pun harus menghormati lembaga tersebut," kata Asep saat dihubungi Sindonews, Minggu (17/4/2016).

Asep mengungkapkan, menyerang pribadi Ketua BPK ini merupakan salah satu strategi dari pendukung Ahok untuk mengaburkan substansi persoalan dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras. "Persoalan utamanya kan ada dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras. Kalau nmenyerang pribadi Ketua BPK ya ini strategi mereka (pendukung Ahok) untuk mengaburkan persoalan RS Sumber Waras," ungkap Asep.

Cara-cara seperti ini, lanjut Asep, tentunya bisa membuat publik lupa akan kasus RS Sumber Waras dan berbalik untuk lebih memperhatikan pribadi Ketua BPK.  (sn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: