NBCIndonesia.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mempersilahkan lawan politiknya Yusril Izha Mahendra mengirim surat tantangan berdialog terkait kisruh penggusuran kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.
Namun, Ahok mengaku, tidak janji akan datang untuk memenuhi tantangan tersebut.
"Kita akan baca dulu (suratnya) ada apa iya kan. Lagi enggak usah kasih panggung buat dia ngomong lah," ujarnya saat dikonfirmasi di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/4/2016).
Termasuk, sambung Ahok, tidak usah memberikan panggung kepada warga Luar Batang yang menolak penertiban kawasan tersebut. Sebab, penertiban itu, kata Ahok, merupakan upaya rebitalisasi untuk kawasan tersebut bukan penggusuran seperti yang sejauh ini disuarakan warga dan Yusril sebagai pengacaranya.
"Orang Luar Batang sudah fitnah saya kok, bilang saya mau hancurin Masjid, hancurin makam. Kalian cek aja, apa pantas ngomong kayak gitu, sudah lah enggak usah kasih panggung," terang Ahok.
Sebagai upaya penolakan, Yusril menyatakan akan mengirim syrat kepada Ahok sebagai upaya dialog mencari solusi terhadap kebijakan penertiban yang ditentang warga.
"Saya sudah mengirim surat ke Ahok untuk berdialog ke sini (Luar Batang). Saya mengajak gubernur DKI (berdialog). Kami tantang, apakah dia (Ahok) berani datang ke sini atau tidak," ujar mantan Menteri Sekertaris Negara (Mensesneg) itu.
Sebab, saat kampanye Pilgub DKI 2012 lalu, kata Yusril, Joko Widodo (Jokowi) membuat kontrak politik, yang isinya tidak akan melakukan penggusuran di Kampung Luar Batang. Namun, Jokowi yang berpasangan dengan Ahok berjanji akan menata Jakarta secara manusiawi.
"Ketika pak Ahok banyak menggusur tapi sampai hari ini kita tidak mendengar komentar dari Pak Jokowi. Yang terdengar malah penghentian reklamasi untuk sementara. Kalau sementara berarti akan ada (Penggusuran lagi). Kami melakukan perlawanan bukan mau anarkis, SARA, tidak kami membela hak yang dijamin konstitusi kami," tuturnya. (rn)