![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHQlhADTlSmb1JDCfQuRtgUXCeI2GxL1-qMorJSwArzcdOP43JI5_1gM9I-wURjaWgAla19Jm03gaYWYBJoYJiBibZDB9CmwQzYSC58I6N3OuYslHPnPJTZRn6IjLKjrHUQXtajC7jOrM/s640/rebut+indonesia.jpg)
NBCIndonesia.com - Taufiqurrahman Ruki, mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), digadang-gadang sejumlah aktivis untuk ikut dalam arena perebutan kursi gubernur DKI Jakarta.
Dalam pertemuan di restoran Pempek Kita, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan itu, Ruki sempat menolak permintaan kawan-kawannya itu. Tetapi, aktivis yang berkumpul sepakat bahwa Ruki adalah figur yang paling pas untuk menghadapi incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ruki di mata para aktivis itu adalah kampiun sejati pemberantasan korupsi. Tidak seperti Ahok yang patut diduga terlibat dalam kasus korupsi pembelian tanah Rumah Sakit Sumber Waras.
Mereka mengapresiasi semangat Ruki yang tak surut. Belakangan, Ruki mengkampanyekan gerakan Mari Bung Rebut Kembali. Karena itu pula pertemuan di Tebet bertema Mari Bung Rebut Kembali.
Sabtu pagi (26/3) Ruki kembali menjelaskan semangat yang dimilikinya. Dia mengatakan, menyelematkan Jakarta semacam tujuan antara dari upaya menyelamatkan Indonesia.
"Mari Boeng Reboet Kembali adalah sebuah thema perjuangan untuk merebut kembali Indonesia dan keindonesiaan kita dari dominasi, dari hegemoni dan dari penguasaan serta kebijakan yang tidak bijak, yang tidak jujur, yang tidak fair dan yang tidak berpihak kepada rakyat," tulis Ruki dalam pesan yang diterima redaksi.
"Yang akibatnya telah mengerdilkan hargadiri kita, meniadakan jatidiri kita, merendahkan harkat dan martabat kita dan menggerus kedaulatan kita sebagai bangsa," sambungnya.
DKI-1 adalah sasaran antara, karena dari Jakarta lah perjuangan untuk merebut kembali semua milik rakyat akan bisa bergaung, bergema dan menggetarkan seluruh wilayah NKRI dengan magnitude yang besar.
"Dan karenanya, saya ingin mengatakan bahwa dengan atau tanpa DKI-1, TR (Taufiqurrahman Ruki) tetap akan menjadi bagian dari perjuangan untuk merebut kembali Indonesia dengan keindonesiaannya," demikian Ruki.(rmol)