NBCIndonesia.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tetap berniat maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lewat jalur independen meskipun PDIP tidak mengizinkannya menggaet Djarot Saeful Hidayat sebagai wakil.
Alasannya, Ahok ingin membuktikan kepada publik, bahwa seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) lebih baik ketimbang politisi.
"Saya cuma butuh PNS untuk membuktikan kepada warga Jakarta bahwa banyak PNS yang jujur," ujar Ahok saat dikonfirmasi saat menghadiri acara di Pasar Induk, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (04/03/2016).
Eksperimen Ahok ini ternyata bukan main-main. Menurutnya, jika teori tersebut terbukti, maka akan mudah bagi seluruh rakyat Indonesia memilih siapa calon Presiden yang tepat pada Pilpres 2019 mendatang.
Karena itu, secara tersirat, Ahok meminta restu agar warga Jakarta dapat menaruh kepercayaan kepadanya untuk menggandeng seorang PNS DKI yang dinilainya memiliki integritas yang baik.
"Saya harap seluruh rakyat Indonesia, warga DKI ini bisa belajar, karena masih ada kemungkinan juga, ada parpol yang baik mencalonkan orang tanpa pakai uang mahar. Kalau kepercayaan ini terkumpul kembali maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat," terang Ahok.
Kepercayaan sebagai pemimpin sangat penting buat mantan Bupati Belitung Timur itu. Dia mengatakan, jika rakyat sudah tidak percaya kepada pemimpinnya, jadi seorang Gubernur ketika berbicara maka dipastikan akan sulit juga dipercaya.
Keputusan Ahok untuk menjadikan anak buahnya bertarung di Pemilukada DKI ini karena PDIP ingin menjegalnya. Ahok tak bisa seenaknya menggandeng Djarot yang notabenenya adalah kader PDIP.
Sebelumnya, Ahok berkeras ingin membawa Djarot maju menjadi wakilnya lewat jalur independen, dengan dukungan tanpa syarat PDIP.
"Kalau Ahok mau independen kita pasti enggak dukung dia, gimana partai pemenang suruh mendukung Teman Ahok? Catatan nih kita bisa calonkan tanpa koalisi, yang enggak-enggak aja, apa kata dunia," ujar Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDI P DKI, Gembong Warsono.(rn)
