DEMOKRASI.CO.ID - Jika bercerita perihal pemurtadan atau kristenisasi maka sebagian besar dari kita akan terkenang akan satu sosok yang bernama Yanwardi. Dia adalah seorang Mantan Minangkabau yang berasal dari Lubuak Basuang Kabupaten Agam, dahulunya bersukukan Koto. Dia memiliki seorang nenek yang telah hajah yakni Oemi Kalsum dan ibunya bernama Saumil Warsih, kedua-duanya telah almarhum.
Dalam keseharian dia menyematkan nama sukunya di belakang namanya sehingga menjadi Yanwardi Koto. Anak-anaknya pun diberi nama belakang yang sama yakni Koto pula. Anak-anaknya tersebut ialah Zedi Koto dan Zecha Koto, sedangkan isterinya bernama Yanthie Gouw seorang perempuan dari Manado Sulawesi Utara.
Sebenarnya terdapat sekitar 30-an orang pendeta Nasrani yang dahulunya ialah orang Minangkabau. Namun yang berhasil kami dapatkan nama-namanya hanyalah empat orang saja yakni:
1. AKMAL SANI, asal Koto Baru Pangkalan, Kabupaten Limo Puluah Koto.
Dia merupakan tokoh dibalik INJIL Berbahasa Minang. Pendiri dan Ketua PKSB, yaitu: Persekutuan Kristen Sumatera Barat (PKSB).
2. YANUARDI KOTO, asal Lubuk Basung, Kabupaten Agam.
![]() |
Para Jemaat Gereja Kristen Nazarene Rantau Jakarta |
Ungu ialah salah satu warna kebesaran dari Gereja Kristen. Merupakan warna tergelap dalam Gereja dan memiliki makna pertobatan yang sungguh-sungguh. Untuk lebih jelas silahkan dilihat di:
http://viktorabadiwaruwu.blogspot.com/2010/01/arti-simbol-simbol-dan-warna-dalam.html
Ketua Yayasan Sumatera Barat yang berkantor di Jakarta. Yayasan ini berfungsi sebagai lembaga pencari dana dari Luar Negeri dan pengartur MISI/ manajemen pemurtadan. Orang inilah yang berada di balik malapetaka yang menimpa Wawah pada tahun 1999.
3. SYOFYAN asal LINTAU, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Pimpinan Sekolah Tinggi Teologia (STT) milik Doulos World Mission (DWM) Amerika, yang berada di desa terpencil di bilangan Majalengka, Jawa Barat. Sekolah ini merupakan pusat pendidikan dan pembinaan Pendeta untuk Kristenisasi di Minangkabau abad ke 21. Paling tidak (DATA 2005) sudah 623 orang anak Minang yang sudah dikristenkan sejak tahun 2000. Mereka disebar di Pulau Jawa, diasramakan, disekolahkan, dikuliahkan, dimodali berdagang, dihidupi.
![]() |
Paduan Suara kanak-kanak pada Gereja Kristen Nazarene Rantau Jakarta yang mengiringi ritual agama nasrani di Gereja mereka. |
Sungguh sangat mengejutkan tatkala mendapat kabar buruk berupa malapetaka ini. Seperti apakah negeri yang akan kita tinggalkan untuk anak kamanakan kita nantinya duhai engku dan encik sekalian.
Karena sulit bagi kami untuk mendapatkan data-data perihal para pendeta yang lain maka untuk kali ini akan kami coba membahas perihal Sang Murtadin Yanwardi. Sekarang murtadin ini telah menjadi pendeta dan sangat giat dalam melakukan misinya terutama sekali kepada perantau orang-orang Minangkabau di Sumatra Barat. Selain memiliki yayasan, dia juga mendirikan Gereja Kristen Nazarene Rantau Jakarta atau biasa disingkat GKN Rantau Jakarta. Juga ada Gereja Kristen Rantau Padang namun tampaknya mereka memiliki kepengurusan yang sama.
![]() |
Afolo Waruwu & Yanwardi. |
Yanwardi memiliki seorang kawan yakni sepasang suami isteri. Si suami juga seorang pendeta gereja di Padang. Namanya lelaki tersebut ialah Afolo Waruwu dan isterinya ialah Mei S.K.Hardjolelono. Pasangan ini bersama Yanwardi tampaknya berkawan dekat.
![]() |
Yanthie-Isteri Yanwardi (kiri) & Mei-Isteri Afolo (kanan) |
Beberapa waktu lalu menyebar foto Yanwardi dengan memakai pakaian kebesaran seorang penghulu dalam melaksanakan ritual agamanya di gereja. Hal ini tentulah sangat menyakitkan bagi sebagian besar orang Minangkabau. Namun begitu hal serupa ini telah berlangsung lama namun baru mengemuka sekarang.
Segelintir fihak (orang Minangkabau) yang berideologikan SEPILIS mempertanyakan kemarahan tersebut. Sebab menurut mereka belum ada hitam di atas putih, atau suatu produk hukum yang jelas-jelas menyatakan bahwa seluruh simbol-simbol Adat Minangkabau tidak boleh dipakai oleh penganut agama lain, atau dipakai dalam ritual ibadah agama lain.
![]() |
Afolo & Fauzi Bahar yang semasa itu masih menjadi “leader di Padang” |
![]() |
Afolo (disebelah kiri bapak berbaju biru muda). tampaknya dalam salah satu acara resmi bersama pemuka agama lain |
![]() |
Yanwardi & Afolo dalam pakaian Kependetaan mereka. Berfoto bersama pengurus Gereja Kristen Nazarene Rantau |
Bagaimana gerangan pendapat engku dan encik? Akan mendiamkan hingga nantinya pintu rumah engku dan encik diketuk oleh para ‘pengembala” dari Nazaret?

Engku & Encik lebih tahu
Na’uzubillah..
Salah seorang kenalan di Padang pernah mengabarkan bahwa pernah dua orang penginjil datang mengetuk pintu rumahnya guna mengabarkan “Kabar gembira dari Tuhan Yesus”. Walau sudah dikatakan “Terimakasih, saya seorang Muslim..” namun dua orang kafir ini tetap bersikeras mengajak bercakap.
Itu baru pada salah satu kawasan di Kota Padang, bagaimana dengan kawasan lainnya? Bagaimana pula dengan daerah (kota&kabupaten) lainnya di Propinsi Sumatera Barat ini? Akankah kita nanti hingga pintu rumah kita yang diketuk oleh mereka duhai engku dan encik? Apabila sudah demikian, maka sudah terlambat bagi kita untuk bergerak.. (sumbar1)