NBCIndonesia.com - Temuan kulit kabel di gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan membuat pihak sibuk. Tak cuma Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dan anak buahnya, prajurit TNI juga ikut memberikan bantuan.
Terkuaknya kulit kabel dalam jumlah banyak di dalam gorong-gorong bermula saat Ahok, sapaan Basuki, mendapat laporan dari anak buahnya ada genangan di Jl Medan Merdeka Selatan pada Minggu (28/2) lalu. Dia lalu memerintahkan anak buahnya di Dinas Tata Air dan Pasukan Prasarana Sarana Umum (PPSU) untuk mengecek.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata laporan yang diterima Ahok benar adanya. Petugas menemukan kulit kabel dalam jumlah yang cukup banyak dalam endapan lumpur. Saat diangkut, kulit kabel itu memenuhi belasan truk.
"Makanya kita enggak tahu suruh selidiki ada 8 truk," kata Ahok pada Selasa (1/3) lalu.
Di lihat dari kondisinya, kulit kabel itu sudah lama terendap di lumpur karena mereknya sudah tidak terlihat dan sangat kotor. Sampai Jumat (4/3) kemarin, kulit kabel masih ditemukan.
Ahok merasa aneh bagaimana bisa gulungan kabel sebanyak itu masuk dalam gorong-gorong. Lebih menganehkan lagi, kata dia, kulit kabel itu hanya ditemukan di gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan. Sedangkan gorong-gorong di kawasan Medan Merdeka Utara yang sempat diselami Komando Pasukan Katak (Kopaska) tak menemukan kulit kabel meski hanya selembar.

Mantan bupati Belitung Timur yakin ada orang yang sengaja menaruhnya. Tapi dia tak ingin berspekulasi siapa yang nekat melakukan tindakan itu, walaupun dari jenis kabel sangat mirip dengan yang sering dipakai Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat mengerjakan proyek.
"Jadi yang sengaja enggak sengaja yang taruh kabel itu, dia pintar sebetulnya, dia pengen saluran ini ketutup. Ya sudahlah Tuhan tolong lah, ketemu gitu. Makanya saya curiga, jangan-jangan apa ada, eh bener," ujar Ahok.
Apalagi, kejadian seperti itu pernah terjadi di 2014 lalu di gorong-gorong Jl Medan Merdeka Barat. Bentuknya sangat mirip tapi jumlahnya tak sebanyak temuan kali ini.
"Enggak mungkin itu kabel sisa kerjaan karena kalau kita lihat itu numpuknya bukan karena tumpukan sisa kerjaan. Makanya kita enggak tahu, pasti ada kabel yang ditaruh sebanyak itu. Kalau pun itu enggak sengaja enggak mungkin sebanyak itu. Mungkin kalau yamg Medan Merdeka Barat memang tumpukan kabel," tandasnya.
Dia pun menduga sasaran aksi yang dilakukan oleh oknum ini sengaja menyasar ke kawasan ring satu. "Tapi kalau ini pasti ada yang naruh buat nyumbat aliran ke ring satu. Kayaknya pintu ditutup gitu, itu sesuatu yang kita enggak tahu," pungkas Ahok.
Untuk menelusuri itu, Ahok sampai meminta bantuan kepolisian.
Namun dari penyelidikan awal, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian tak melihat ada unsur sabotase.
"Itu bisa saja pencurian kabel. Yang penting orang itu tahu di situ ada kabel dan isi kabel itu diduga tembaga. Istilahnya harta terpendam itu sebetulnya," kata Kapolda Tito di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/3).
Dia punya alasan kuat kenapa kejadian itu diduga bagian dari aksi pencurian. Dia menduga pencuri hanya mengambil tembaga dan menyisakan bungkus atau tembaga pelindung logamnya. Sebab, kalau mencuri semua kabel tidak memungkinkan dan berpotensi kepergok.
"Kalau seandainya diambil sedikit dalam bentuk potong-potongan kecil, yang diambil tembaganya. Sehingga kupasannya, bungkusnya tertinggal. Itu yang sangat mungkin terjadi," paparnya.
Kalaupun pencurian, hanya isi kabel yang diambil pelaku. "Karena biaya ambil bungkusan itu lebih mahal lho dibanding dia membangun kembali jalur kabel itu," tutupnya.
Bila Ahok mengatakan kasus serupa pernah terjadi 2014 lalu, ternyata Tito punya data di tahun 2015 lalu kasus pencurian kabel juga pernah terjadi di kawasan Gambir.
Saat itu, kata dia, empat orang pemulung ditangkap dan kasusnya telah diproses. Menurut Tito, pemulung tersebut masuk ke dalam gorong - gorong kemudian mengambil batangan-batangan dan mereka mengupas kabel-kabel yang lama.
"Kemudian batangan pigmentasinya diambil dan hubungannya ditinggal di situ. Nah coba bayangkan dan memang di situ kan jarang di cek, karena memang di bawah tanah. Bayangkan coba setiap hari dilakukan, itu cukup banyak. Dulu itu pernah disita," beber dia.
"Januari 2015 di Polsek Gambir ada puluhan batang dan memang sudah dipotong satu meteran. Padahal satu meter tembaga satu kilogramnya nilainya Rp. 40.000, dan ini memang sebenarnya bagi orang tertentu merupakan peluang karena mengaku ada nilai ekonomisnya," tambahnya.

Dia menduga isi dalam kabel diincar karena nilai ekonomis. Namun dalam aksinya, kelompok pencuri memilih meninggalkan kulit kabel agar tak merepotkan.
"Jadi bungkusannya ditinggal di situ. Jadi bungkusan ini menumpuk dan akan menutupi saluran air. Dia juga engga peduli dan oleh karena itu yaitu kasus itu sudah divonis. Tapi saya minta kasus itu dikembangkan," jelasnya.
"Januari (2015) peristiwa, bulan April sudah P21 dan April juga divonis hukuman penjara. Kemarin kita cek di lantas pelakunya sudah keluar dan sebagian melarikan diri, penasihatnya pun melarikan diri. Nah sekarang kita kembangkan ini," jelasnya.
Terkait temuan kulit kabel saatt ini, tambahnya, polisi telah memeriksa pihak PLN dan PT Telkom untuk mencocokkan dengan yang mereka sering gunakan. Sedangkan pelaku pencurian akan diburu.
"Jadi saya jelaskan sementara ini dari hasil koordinasi kita dengan pihak PLN dan Telkom temuan di lokasi, temuan barang bukti, dan temuan kasus dan ada foto batangan lama yang di ambil dan bentuk yang sama bentuk kabel PLN dan kita duga kabel PLN yang tidak terpakai dan dicuri kelompok tertentu, lembaganya di ambil bungkusannya ditinggal. Kita masih selidiki siapa yang curi itu," pungkas mantan Kapolda Papua ini.(mdk)