logo
×

Minggu, 06 Maret 2016

DPR Harapkan KTT OKI Bisa Atasi Persoalan Masjid Al Aqsa

DPR Harapkan KTT OKI Bisa Atasi Persoalan Masjid Al Aqsa

NBCIndonesia.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengharapkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa soal Palestina yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada 6-7 Maret 2016, benar-benar dapat memberikan solusi terkait persoalan Palestina dan khususnya Mesjid Al Aqsha.

Dirinya berharap negara-negara OKI dapat menempatkan persoalan Palestina dan Mesjid Al Aqsha bukan lagi sebagai persoalan rakyat Palestina saja, tapi sebagai persoalan rumah tangga dan persoalan umat Islam di seluruh dunia.

“Persoalan Mesjid Al Aqsha bukanlah persoalan Palestina semata tapi persoalan dunia khususnya umat Islam karena posisinya sebagai kota suci, yang dalam keyakinan agama Islam sebagai salah satu tempat yang harus dikunjungi karena keutamanan-keutamaannya," kata Fahri dalam pesan singkatnya, Minggu (6/3/2016).

"Kalau negara-negara OKI sudah menganggapnya sebagai persoalan domestik, maka agenda KTT yang dilakukan di Jakarta, harus bisa menindaklanjuti secara konkrit dan mengambil keputusan-keputusan yang mengikat anggota-anggota OKI baik yang berada di sekitar Palestina, seperti Mesir, Yordania, Suriah dan Turki, maupun anggota-anggota lainnya yang jauh seperti Indonesia,” tambahnya.

KTT nanti jelasnya harus menghasilkan keputusan konkrit terkait kemerdekaan Palestina dan pembangunan ekonomi masyarakat secara umum di kawasan tersebut. Karena kalau tidak konkrit maka yang terjadi adalah langkah-langkah yang terkait Palestina akan kembali diambil-alih oleh negara-negara lain yang sebenarnya tidak diperlukan rakyat Palestina.

“Selama ini kalau bicara Palestina, lebih banyak didominasi oleh pandangan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, padahal masalah ini adalah masalah umat Islam. Terutama terkait dengan pembangunan ekonomi,” jelasnya.

Tindakan konkrit yang bisa dilakukan menurut Fahri adalah dengan upaya negara-negara OKI khusunya Indonesia membangun kota Gaza sebagai kota internasional.

“Karena (jika itu adalah) Yerusalem (maka) pasti gangguannya besar. Maka mulai saja dari Gaza, daerah yang penduduknya cukup padat, bersejarah dan bisa dijadikan kota internasional. Peran Indonesia secara khusus adalah harus berani menjadi pelopor dari gerakan ini untuk menarik agenda Palestina ke dalam agenda rumah tangga negara-negara anggota OKI dan menjadikannya sebagai persoalan bersama negara-negara OKI,” paparnya.(ts)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: