logo
×

Sabtu, 20 Februari 2016

Kebijakan Menko Perekonomian Ibarat Sakit Panu Dikasih Obat Pusing

Kebijakan Menko Perekonomian Ibarat Sakit Panu Dikasih Obat Pusing

NBCIndonesia.com - Menko Perekonomian Darmin Nasution, diduga sebagai pihak yang disasar oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pernyataannya di media sosial. SBY menyatakan bahwa dirinya dan pemerintahan eranya masih sering dikambinghitamkan dan disalahkan oleh pihak yang berkuasa.

Diketahui, Darmin pernah menyatakan dalam sebuah forum bahwa pemerintahan SBY terlambat dalam melakukan pembangunan smelter beberapa waktu lalu. Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Agus Hermanto menilai, belum ada kedewasaan dari seorang menteri perokonomian (Darmin Nasution). Ia menyebut seorang menteri ekonomi itu tidak mempunyai kapabilitas untuk memperbaiki ekonomi, sehingga hanya menyalahkan pemerintahan masa lalu.

"Ini adalah bentuk ketidakdewasaan, karena memang tidak mampu. Kita ketahui sampai hari ini perekonomian Indonesia tetap pada posisi yang melorot, pada posisi yang tidak bagus karena memang kebijakan atas usulan menteri perekonomian kebijakannya tidak kena, orang sakit panu dikasih decolgen," sindir Agus Hermanto di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Lebih jauh, kemerosotan ekonomi saat ini disebabkan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah atas usulan menteri ekonomi.

"Yang akhirnya kalau produk dan jasa tidak bisa diproduksi dan dikonsumsi masyarakat akhirnya perusahaan Indonesia, industri Indonesia akan bangkrut PHK persis seperti sekarang," katanya.

Wakil Ketua DPR ini secara tegas meminta, sebaiknya menko perekonomian (Darmin) belajar lebih baik lagi dalam memperbaiki ekonomi.

"Kalau tidak mampu jangan menyalahkan yang lain. Kalau tidak mampu belajar dong," katanya.

"Utang makin banyak ini kan karena Kementerian yang di sektor ekonomi termasuk menteri koordinator bidang perekonomian tidak mempunyai kemampuan untuk memperbaiki perekonomian," tandasnya. (rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: