logo
×

Minggu, 17 Januari 2016

Sempat Diduga Teroris, Sugito Ternyata Korban Bom Sarinah

Sempat Diduga Teroris, Sugito Ternyata Korban Bom Sarinah
Konpers identitas pelaku dan korban teror Sarinah. | Merdeka
NBCIndonesia.com - Sugito yang sebelumnya diduga sebagai pelaku peledakan bom di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1) lalu, ternyata bisa dipastikan korban sipil yang tewas akibat insiden tersebut. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal mengatakan kepastian itu didapat dari keterangan keluarga.

"S adalah warga biasa, itu kami tegaskan. Indikator itu dari data dan keterangan orangtua yang bersangkutan," kata Iqbal di area Car Free Day, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (17/1).

Iqbal menjelaskan bahwa S awalnya memang diduga merupakan salah satu pelaku teror. Dugaan awal, kata Iqbal, yakni dari rekaman CCTV S sedang berjalan bersamaan dengan D alias Dian sebelum ledakan di pos polisi Sarinah.

"Lalu ada saksi juga melihat S berjalan beriringan. S pada saat itu ada di lokasi (pos polisi) berbarengan D. Kemudian S namanya persis jaringan yang sedang kami cari-cari," tuturnya.

Warga asal Karawang itu ditemukan tewas dekat pos polisi bersama satu teroris, Dian, dan warga sipil atas nama Rico. S diketahui bekerja sebagai kurir di salah satu perusahaan yang berada di Jalan Petojo Enclek, Jakarta Pusat.

Sementara itu Iqbal mengatakan, korban meninggal atas serangan teror tersebut bertambah. Korban atas nama Rais Karna dinyatakan meninggal pada Sabtu (17/1) malam di Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Dia merupakan karyawan Bank Bangkok berusia 37 tahun itu sempat mengalami koma selama dua hari akibat luka tembak di bagian kepala pada saat peristiwa serangan terjadi pada Kamis lalu. Saat ini jenazah Rais sudah diserahkan kepada keluarga. Rencananya korban akan dimakamkan di Bojonggede, Bogor.

"Ada satu korban yang meninggal dia tadi malam atas nama RK. Artinya sekarang ada 8 orang yang tewas," pungkasnya. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: