logo
×

Kamis, 14 Januari 2016

Pemimpin Al Qaidah Pekan Lalu Berpesan Akan Ada Teror di Indonesia

Pemimpin Al Qaidah Pekan Lalu Berpesan Akan Ada Teror di Indonesia
Pemimpin Al Qaidah Ayman Al-Zawahiri
NBCIndonesia.com - Sayap propaganda Al Qaidah menyebarkan pesan dari sang pemimpin organisasi teror itu, Ayman al Zawahiri, sejak pekan lalu. Pesan berupa tiga rekaman suara dan naskah pidato sepanjang tujuh halaman itu menunjukkan kemungkinan Indonesia akan diserang.

Pesan itu terdapat dalam rekaman suara kedua yang berjudul 'Musim Semi Islam Asia Tenggara'. Zawahiri mengatakan generasi baru mujahidin telah bangkit di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Dia mengatakan mereka dalam waktu dekat segera berjuang menegakkan agama, mengikuti jejak mujahidin lain di seluruh dunia.

Pesan-pesan Zawahiri ini disebar oleh organisasi as Sahab, seperti dilansir ulang longwarjournal.org, Kamis (14/1). Dalam rekaman pesannya yang mengingatkan kemungkinan serangan ke Asia Tenggara, sang pemimpin Al Qaidah ini menyajikan cuplikan wawancara lama terpidana mati bom Bali, Amrozi, serta khotbah Abu Bakar Ba'asyir.

Selain mengabarkan kemungkinan adanya teror di Asia Tenggara, Zawahiri dalam dua pesan yang lain mengecam Arab Saudi. Negeri Kaya Minyak itu dituduh telah menistakan agama, serta mendukung kafir Amerika. Karenanya, para mujahidin mengajak rakyat Saudi dan sekitarnya merubuhkan kerajaan dinasti al-Saud.

Awal Desember lalu, intelijen sebetulnya sudah mengabarkan besarnya risiko Jakarta diserang aktivitas terorisme. Kedubes Prancis yang pertama kali diamankan. Berikutnya Kedutaan Rusia memberi travel warning pada warganya yang berniat berkunjung ke Indonesia.

Lalu, pada 18-19 Desember 2015, Intelijen Australia memberi info kepada Detasemen Khusus 88 Polri soal keberadaan pelaku teror. Polisi mencokok sembilan tersangka pelaku teror yang diduga terkait ISIS di Cilacap, Tasikmalaya, Sukoharjo, Gresik, dan Mojokerto. (mdk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: