logo
×

Selasa, 12 Januari 2016

Luhut: Gafatar Organisasi dalam Konteks Damai

Luhut: Gafatar Organisasi dalam Konteks Damai
Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan.
NBCIndonesia.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) bukan organisasi radikal yang mengusung aksi-aksi kekerasaan dalam aktivitas mereka.

Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil kajian sementara pemerintah terhadap organisasi yang diduga merekrut sejumlah orang menjadi pengikutnya, seperti  dokter Rica Tri Handayani dan putranya yang menghilang pada 30 Desember 2015 lalu.

Menkopolhukam menyatakan Gafatar ini diketahui sudah lama berdiri di Indonesia sejak 2012. "Sekarang sedang kita dalami karena dia ternyata sudah sejak 2012. Tapi mereka dalam konteks damai. Bukan seperti keras," kata Luhut, saat ditemui wartawan di Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Meski demikian, Luhut mengakui Gafatar termasuk kategori organisasi yang tergolong aneh dalam pengajaran dan proses perekrutan anggota mereka. Untuk itu, lanjut dia, pemerintah akan terus melakukan kajian lebih jauh tentang keberadaan mereka.  "Kalau kita lihat, dia ormas yang aneh," tegas dia.

Menkopolhukam pun mengapresiasi gerak cepat polisi dalam mencari dan mengusut hilangnya sejumlah warga dan diketahui terkait dengan ormas Gafatar ini. "Polisi juga bekerja baik dengan soal itu," tandas mantan TNI yang lama di kesatuan Kopassus itu.

Sebelumnya, kepolisian mengungkapkan Gafatar mengandalkan prinsip antikekerasan untuk menarik minat masyarakat agar bergabung dengan organisasi mereka. Gafatar juga diduga menawarkan keringanan-keringanan dalam melaksanakan ibadah sehingga menarik bagi mereka yang enggan beribadah sesuai syariat Islam.

"Kedok mereka, agama dipermudah. Bagi yang enggak ingin 'ribet', maka ini sangat menarik. Di Gafatar diajarkan, seorang muslim enggak perlu sholat dan puasa," kata Kadivhumas Polri Irjen Anton Charliyan, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Gafatar merupakan sebuah organisasi yang telah lama dinyatakan terlarang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ada pun organisasi tersebut kini telah bermetamorfosa menjadi Negara Karunia Allah (NKA).

Adapun, dokter Rica Tri Handayani dan putranya hilang pada 30 Desember 2015 diduga sempat menjadi incaran perekrutan Gafatar. Menurut keterangan suami Rica, dokter Aditya Akbar Wicaksono, Rica pernah terlibat aktif dalam organisasi yang disebut-sebut metamorfosa dari organisasi Gafatar.

Meski berhenti setelah menikah, komunikasi Rica dengan organisasi tersebut diduga terjalin kembali selama suaminya melanjutkan studi Kedokteran spesialisasi Ortopedi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rica dan putranya akhirnya ditemukan di Kalimantan Tengah. Rica dan anak balitanya diamankan saat akan melakukan 'check in' di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng pada pukul 06.20 WIB yang rencananya terbang menuju Jakarta dengan pesawat Trigana Air pukul 07.30 WIB. (rn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: