Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) menyampaikan pandangan pada perayaan HUT ke-4 Partai NasDem, di Jakarta, 11 November 2015. (Antara/Wahyu Putro A) |
"Kalau para kepala daerah dan wakilnya mempunyai rasa malu, juga para menteri di Kabinet Kerja mempunyai rasa malu, negeri ini akan maju," ungkap Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada acara Silaturahmi Nasional Partai Nasdem (Nasional Demokrat) di Grand Hyatt, Bali, Sabtu (16/1).
Hadir pada acara ini, antara lain, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Jaksa Agung M Prasetyo, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yudi Chrisnandi, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, dan para kepala daerah yang baru terpilih.
Presiden Joko Widodo yang semula dijadwalkan hadir tidak bisa menghadiri acara silaturahmi Nasdem.
"Saya menyampaikan pesan dari Presiden Jokowi, Ia mohon maaf karena berhalangan hadir. Ia memberikan salam khusus kepada para kepala daerah terpilih," ujar Paloh yang disambut riuh para kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Paloh menyatakan, pihaknya memilih terjun ke politik dengan segala risiko untuk mendorong bangsa ini mencapai level peradaban yang lebih baik. Nasdem sebagai partai politik dibangun di atas falsafah dan ideologi, yakni ikut mendorong penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Saat ini, nilai-nilai Pancasila diimplementasi di negeri sana, bukan di sini. Nasdem hadir untuk mendorong implementasi nilai-nilai Pancasila, mulai dari nilai Ketuhanan Yang Maha Esa hingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Walau Indonesia sudah banyak partai, kata Paloh, Nasdem hadir untuk memantapkan eksistensi negara, memperkuat persatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan mendorong terwujudnya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sesuai cita-cita proklamasi, Nasdem hadir dengan misi menggalang kesadaran dan kekuatan masyarakat untuk melakukan gerakan perubahan, sebuah restorasi Indonesia.
"Lewat restorasi, Nasdem ikut berperan konkret mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan," ungkap Paloh.
Ia menilai, situasi yang dicapai saat ini masih jauh dari cita-cita proklamasi. Perlu sebuah perubahan total, sebuah restorasi untuk mendorong bangsa ini ke level yang dicita-citakan para founding fathers.
Pembangunan ekonomi, kata Paloh, akan berjalan dengan baik bila ada stabilitas politik, pusat hingga daerah. Olhh karena itu, para gubernur, bupati, walikota, dan para wakilnya segera dilantik.
"Saya sudah minta kepada Mendagri agar mereka yang menang pilkada segera dilantik dan dijawab sekitar Februari bagi yang tidak ada perkara yang dibawa ke Mahkamah Konstitusi," ungkapnya.
Pendiri Nasdem itu menyebutkan dua faktor yang menghambat kemajuan Indonesia. Pertama ethos kerja. Bangsa ini dinilai lembek dan lelet. Hal itu bisa dinilai dalam kegiatan kerja sehari-hari. Produktivitas pekerja Indonesia masih di bawah negara lain. Padahal, Indonesia sudah masuk era pasar bebas dan mulai awal tahun ini, Indonesia masuk Masyarakat Ekonomi Asean.
Kedua, adalah krisis etika. Bangsa ini kurang saling menghormati. "Potret sosial kita membuat kita miris. Demoralisasi terlihat di mana-mana. Para elite tidak punya rasa malu dan bagi kita, rasa malu itu jauh lebih penting dari hukum. Tanpa rasa malu, orang bisa seenaknya melanggar hukum. Bahkan hukum diproduksi untuk dilanggar," paparnya.
Paloh meminta para kepala dan wakil kepala daerah yang hadir untuk untuk melakukan perubahan, mewujudkan retorasi. "Berikan kebanggaan kepada Nasdem dan bangsa ini bahwa Anda adalah kepala dan wakil kepala daerah yang baik, yang takkan melakukan hal yang tak pantas, yang punya rasa malu, yang punya nilai-nilai," kata Paloh.
Tak Ada Mahar
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Nasdem Enggartiasto Lukita mengatakan, pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember 2015 telah memberikan hasil yang cukup baik kepada partai dan bangsa ini. Meski pilkada serentak adalah peristiwa politik pertama di negeri ini, kader Nasdem sudah mampu berkompetisi dengan sehat.
Dari 264 pilkada serentak, 248 daerah diusung Nasdem dan dari jumlah itu 132 dimenangkan kader dan calon yang didukung Nasdem. Termasuk di dalamnya lima calon kepala daerah dari jalur independen yang didukung.
Kemenangan kader dan calon yang didukung Nasdem pada pilkada serentak di akhir tahun lalu memberikan kebanggaan tersendiri bagi Nasdem karena partai ini mengharamkan mahar atau sejumlah uang yang harus diserahkan calon.
"Pada pilkada serentak akhir tahun lalu, Nasdem menerapkan calon kepala daerah tanpa mahar," ujar Enggar.
Sesuai visi dan misi partai, Enggar mengimbau para kepala daerah dari Nasdem untuk menjadi pemersatu dan memperhatikan seluruh warga, yang mendukung maupun yang tidak mendukung waktu pilkada.
"Jadilah pemimpin seutuhnya. Rangkul pemilih yang yang tidak memilih Anda. Anda bukan pekerja partai Nasdem, tapi Anda adalah kepala daerah terpilih." ungkapnya.
Menurut Enggar, para kepala daerah merupakan ujung tombak pembangunan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, Nasdem akan selalu mengusung figur terbaik bangsa untuk maju dalam pilkada tanpa mahar. Jika berkualitas dan memiliki elektibilitas, Nasdem akan mengusung tanpa mahar. (bs)