Presiden Jokowi saat menandatangani peletakan batu pertama kereta cepat Jakarta-Bandung (21/1). (Foto:Humas/Jay) |
Pendapat itu disampaikan pengamat politik Ahmad Lubis kepada intelijen (22/01). “Jokowi itu dalam menjalankan proyek tanpa perencanaan secara matang, yang penting pencitraan. Publik masih ingat bagaimana Jokowi groundbreaking monorel Jakarta, tetapi sekarang gagal total,” ungkap Lubis.
Kata Lubis, ditabraknya kajian amdal menjadi bukti bahwa mantan Wali Kota Solo itu tidak peduli terhadap lingkungan. “Kalau proyek besar itu harusnya ada amdalnya, biar tidak merusak lingkungan. Ini Jokowi justru ngajari untuk merusak lingkungan,” papar Lubis.
Selain itu, Lubis menegaskan, ketidakhadiran Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam acara groundbreaking, demi mengurus ijin menandakan proyek ini tanpa perencanaan secara matang. “Terlihat proyek ini tanpa rencana yang matang, seorang Menteri Perhubungan tidak hadir dan baru menyelesaikan ijin. Administrasi pemerintahan Jokowi sangat kacau,” pungkas Lubis.
Sebelumnya, Tim Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyimpulkan bahwa analisis dampak lingkungan (amdal) terkait dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang diajukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina belum layak.
Seperti dikutip tempo (19/01), anggota tim, Widodo Sambodo, menilai dokumen amdal milik perusahaan patungan Indonesia-Cina tersebut belum lengkap. “Juga belum jelas,” kata Widodo yang juga Direktur Kemitraan Lingkungan, Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (it)