Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) |
Kepala Biro Umum Provinsi DKI Jakarta Agustino Dharmawan mengatakan, hingga kini pihaknya terus berkoordinasi dengan TNI, Polri untuk mengantisipasi aksi teror di lingkungan Balai Kota.
"Kami kerja sama dengan TNI-Polri, kami tingkatkan terus keamanan di Balai Kota," ujar Agustino saat dihubungi, Kamis (21/1/2016).
Kata dia, sebenarnya pengamanan ketat dilakukan sejak pertengahan bulan November menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2015. "Yang pasti pengamanan terus kita lakukan dari akhir tahun lalu di bulan November sampai detik ini," ungkapnya.
Agustino enggan membeberkan, ketatnya kualitas penjagaan untuk mengamankan lokasi berkantornya Ahok. Termasuk merinci jumlah personel TNI, Polri yang menjaga Balai Kota.
"Ya enggak bisa gembar-gembor berapanya, masa iya kami buka kalau kami punya pistol berapa, pokoknya ada peningkatan itu saja yang bisa saya berikan," selorohnya.
Untuk petugas pengamanan dalam (Pamdal) sendiri di Balai Kota, Agustino mengaku menurunkan kurang lebih 110 personel yang berjaga setiap harinya terbagi menjadi tiga shift.
"Kalau pagi dan siang itu 40 orang kalau malam 30 orang," ujarnya
Target ISIS untuk memburu Ahok ini disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian berdasarkan pengakuan dari salah satu dari 12 terduga teroris yang telah ditangkap polisi.
Terduga teroris bernama Andika mengakui Ahok menjadi incaran dalam operasi kelompok mereka.
"Andika adalah salah satu sel Bahrun Naim di Indonesia. Dia sudah ditangkap dan dari pemeriksaan terungkap jika mereka memiliki empat kelompok target yang akan disasar dalam aksinya," kata Tito.
Saat ditanya apakah pejabat Pemda DKI itu adalah Gubernur Ahok, mantan Kapolda Papua itu membenarkan dengan tersenyum dan mengangguk meski tidak menyebut nama. (rn)