logo
×

Senin, 18 Januari 2016

Bendungan yang Baru Diresmikan Megawati di Buleleng Meledak, Air Menyembur 30 Meter

Bendungan yang Baru Diresmikan Megawati di Buleleng Meledak, Air Menyembur 30 Meter
Sejumlah warga menyaksikan Bendungan Titab-Ularan Kecamatan Seririt, Buleleng dari ketinggian usai airnya meledak Sabtu (16/1/2016) sore 
NBCIndonesia.com - Sejumlah warga berkerumun di satu sudut sandaran yang berada di ketinggian Bendungan Titab-Ularan, Kecamatan Seririt, Buleleng, Minggu (17/1/2016).

Mereka menyaksikan bendungan itu dari ketinggian setelah mendapatkan kabar bahwa air di dalam bendungan itu meledak, Sabtu (16/1/2016) sekitar pukul 16.00 Wita.

Seorang pedagang di bendungan itu, Komang Mudita menuturkan, ketika itu hujan deras mengguyur wilayah di sekitar bendungan.

Pria asal Desa Ularan ini ketika itu masih berjualan di sekitar bendungan dikejutkan dengan ledakan air dalam bendungan, tepatnya di bagian Intake seluas sekiat 5x5 meter.

Ledakan air itu bahkan terjadi sampai tiga kali. Saat ledakan, air di dalam Intake itu menyembur ke atas hingga ketinggian 30 meter pada ledakan pertama.

Ledakan kedua semburan air lebih rendah sekitar 20 meter, dan ledakan ketiga lebih rendah lagi.

“Waktu itu hujannya deras sekali, sekitar sore. Saya masih di sini. Tiba-tiba terdengar suara ‘blaarr..’, air menyembur ke atas, yang pertama sampai tinggi 30 meter,” katanya.

Sejumlah warga yang mendengar suara ledakan itu merasa penasaran dan mendekati lokasi ledakan untuk melihat lebih dekat.

Mereka merasa cemas terjadi sesuatu pada bendungan itu yang baru saja diresmikan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri sebulan lalu.

“Saya tidak tahu karena apa ledakan itu, mungkin saja ada pipa yang bocor atau pecah di dalamnya,” ucapnya.

Kini jembatan di tengah bendungan, yang dekat dengan lokasi ledakan, ditutup portal dan dijaga petugas.

Selain petugas, dilarang memasuki area jembatan itu. Warga terpaksa hanya bisa melihat bendungan dari ketinggian.

“Meledak itu karena tekanan angin atau bagimana, ini kan baru ketinggian 30 meter airnya baru diisi, meledaknya ke atas, tekanan udara dari bawah, kayak pipa biasa kalau nekan air kan ke atas,” tambah seorang warga lain, Ida Bagus Fajar.

Ia juga mengungkapkan, kontruski beton sandaran bendungan itu sudah mulai retak.

Retakan beton sandaran utama itu memanjang dari bawah ke atas setinggi 20 meter.

Ia mengaku sudah menghubungi pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida selaku pengelola bendungan itu, tetapi masih belum direspon.

“Dari tiga hari sudah saya tahu kontruksi ada retak, Saya kontak orang balai (BWS) tapi enggak direspon, ya sudahlah, apalah artinya saya di sini orang kecil. Retak dari atas ke bawah, jangankan sebesar ini, sehelai rambut pun air merembes. di dalam urukan itu tanah semua. Ketinggian sekitar 20 meter, ini kontruksi inti, berupa beton sandaran yang melingkar,” ungkapnya.

Beberapa warga Desa Ularan yang rumahnya hanya berjarak 700 meter dari bendungan ini merasa cemas denga retakan sandaran dan peristiwa ledakan air. Ia khawatir jika bendungan itu akan jebol.

Sementara itu, kantor pengurus Bendungan Titab-Ularan yang masih berada di area bendungan saat didatangi tampak sepi, Minggu (17/1/2016).

Meski begitu ada dua mobil yang salah-satunya plat merah terparkir di halaman kantor.

Namun tidak ada satupun suara seseorang yang menyahut dari dalam kantor. (tn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: