
NBCIndonesia.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak terima namanya dicatut dalam rekaman oleh Ketua DPR Setya Novanto (Setnov). Bahkan dirinya murka saat ditanya soal kasus tersebut oleh sejumlah wartawan, pada Senin (7/12) kemarin.
Lantas, mengapa orang nomor satu itu baru memperlihatkan amarahnya kemarin? Sedangkan rekaman sudah beredar sejak beberapa hari lalu.
Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, mengungkapkan, kemarahan Jokowi sebetulnya sudah berlangsung sejak awal dia mengetahui rekaman itu. Hanya saja, puncak kemarahan kemarin, menurutnya dipicu dengan permasalahan lain seperti sidang Setnov yang dilakukan secara tertutup.
"Saya pikir dia marahnya sudah dari dahulu. Kalau tidak sejak lama, tak mungkin Sudirman Said melaporkan rekaman itu. Pastikan dia dapat persetujuan terlebih dahulu dari Pak Jokowi, baru berani melapor. Jadi menurut saya sebenarnya sudah marah dari awal dia tahu rekaman itu," kata Ray saat dihubungi merdeka.com, Selasa (8/12) malam.
"Sampai hari ini saya pikir masih marah. Seperti kita tahu, beliau (Jokowi) kan memang mempunyai sikap tenang, nah dia itu sebenarnya marah, dan kemarahannya itu terus menerus sampai sekarang. Sekarang ini puncaknya. Coba lihat, beberapa waktu lalu beliau tenang seperti pembawaannya, sekarang? Beliau sinis jika dibahas tentang rekaman. Ya karena tidak senang dengan pembahasan yang memain-mainkan negara," tambahnya.
Selain itu, Ray mengungkapkan, kemarahan Jokowi pun dipicu dengan sidang Setnov yang berlangsung tertutup serta adanya sikap PDI Perjuangan yang terlihat tidak solid dan tak jelas dalam menghadapi kasus ini. Sebab, Jokowi merupakan kader dari partai berlambang banteng tersebut.
"Oleh karena itu, menarik ini, presiden benar-benar marah. Berminggu-minggu presiden marah memperhatikan kasus ini. Ditambah kemarin fakta persidangan itu ditutup. Serta yang menarik adalah PDI perjuangan juga tidak solid dan tak jelas pro kontranya. Wajar saja jika kemarin kemarahan beliau meledak," tutupnya.(mdk)