NBCIndonesia.com - Kelompok teroris Santoso mengancam akan meledakkan kantor Presiden Jokowi. Ancama itu muncul melalui rekaman video yang di Facebook.
Di video itu, Santoso mengancam akan menduduki Istana Merdeka yang merupakan kantor Presiden Jokowi dan menghancurkan Polda Metro Jaya.
Video yang diunggah pemilik akun Faebook Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo pada Sabtu (21/11) ini berdurasi delapan menit dan bergambar Santoso. Sebanyak 140 orang telah menyukai video itu.
Dengan nada lantang orang yang diduga Santoso itu mengancam menghancurkan Polda Metro Jaya dan memasang bendera kelompok radikal mereka di Istana Merdeka yang ada di Jakarta.
Menyikapi hal itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan pihaknya sudah menonton video itu.
“Kami sudah lihat, tapi kami belum tahu kapan rencana dan berapa jumlah kekuatan mereka,” ujar Tito saat dikonfirmasi, Senin (23/11).
Saat ini menurut jenderal bintang dua itu, anak buahnya sedang memonitor pergerakan kelompok Santoso, khususnya di Jakarta.
“Kami tentunya melakulan pengawasan untuk antisipasi serangan mereka (Santoso),” kata Tito lagi.(BT)
Di video itu, Santoso mengancam akan menduduki Istana Merdeka yang merupakan kantor Presiden Jokowi dan menghancurkan Polda Metro Jaya.
Video yang diunggah pemilik akun Faebook Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo pada Sabtu (21/11) ini berdurasi delapan menit dan bergambar Santoso. Sebanyak 140 orang telah menyukai video itu.
Dengan nada lantang orang yang diduga Santoso itu mengancam menghancurkan Polda Metro Jaya dan memasang bendera kelompok radikal mereka di Istana Merdeka yang ada di Jakarta.
Menyikapi hal itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan pihaknya sudah menonton video itu.
“Kami sudah lihat, tapi kami belum tahu kapan rencana dan berapa jumlah kekuatan mereka,” ujar Tito saat dikonfirmasi, Senin (23/11).
Saat ini menurut jenderal bintang dua itu, anak buahnya sedang memonitor pergerakan kelompok Santoso, khususnya di Jakarta.
“Kami tentunya melakulan pengawasan untuk antisipasi serangan mereka (Santoso),” kata Tito lagi.(BT)
