logo
×

Selasa, 06 Oktober 2015

Inilah Cara Polisi Buru Pemerkosa dan Pembunuh Bocah Perempuan

Inilah Cara Polisi Buru Pemerkosa dan Pembunuh Bocah Perempuan
Ini bentuk kardus saat PNF ditemukan pertama kali. 
NBCIndonesia.com - Tak diketahui, membaur dengan warga sekitar, dan mendengar setiap ocehan dari masyarakat, itulah tim penyamar yang disebar untuk menelusuri pembunuh PNF (9), anak perempuan yang diperkosa dan dibunuh oleh pelakunya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti, mengatakan, ada 50 anggota tim penyamar yang sudah 3 hari kemarin terus bergerak di gang-gang sempit di sekitar rumah PNF dan sekolahnya, lalu di gang dimana PNF menghilang, maupun di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

"Mereka itu bisa tak pulang ke rumah 2 minggu kalau sudah kasus begini," kata Krishna kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com di sela-sela memimpin tim anjing pelacak mengendus jejak pembunuh PNF dari lokasi pembuangan mayat di Kampung Belakang, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (5/10/2015) sore.

Menurut Krishna, tugas utama tim penyamar ini adalah mendengar segala ocehan masyarakat yang terkait kasus ini.

"Itulah kerja tim surveilance (tim penyamar)," kata Krishna. Siapa tahu ada sedikit informasi yang bisa ditelusuri.

Selama tim besar Polda Metro Jaya berkeliaran dengan baju lapangan Polisi di lokasi pembuangan mayat di dekat rumah korban, tim penyamar ini tak pernah ikut.

Tapi beberapa kali beberapa dari mereka kelihatan datang mendekat ke Polisi.

Tapi gaya mereka sama sekali tak seperti Polisi, mereka benar-benar persis masyarakat sekitar.
Ada seorang tim penyamar yang berbadan pendek, gemuk, dan akrab dengan anak-anak muda di wilayah sekitar.

Tapi saat ditanya Wartakotalive.com, anak-anak muda wilayah sekitar yang dekat dengannya mengenal polisi penyamar itu sebagai pengangguran tapi kerap kerja serabutan mulai dari mengojek, jaga di putaran mobil di jalan raya, dan sudah 2 tahun belakangan tinggal di situ.

Lalu ada pula polisi penyamar yang memakai anting besar, tubuhnya pendek dan kecil.

Dia sempat sekali datang saat polisi berkumpul di dekat sekolah PNF di Jalan Peta Barat, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (3/10/2015), saat polisi ramai mendatangi rumah dan sekolah korban yang berdekatan.

Tapi kemudian, Minggu (4/10/2015) malam, dia terlihat nongkrong dengan beberapa pemuda sambil membawa gitar di wilayah sekitar lokasi pembuangan mayat PNF yang berjarak sekitar 6 kilometer dari rumah korban.

Dia sama sekali tak mendekat ke polisi saat polisi ramai di situ.(tribunnews)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: