logo
×

Senin, 31 Agustus 2015

Politisi PDIP Minta Dirut Pelindo II Ditindak karena Ancam Jokowi

Politisi PDIP Minta Dirut Pelindo II Ditindak karena Ancam Jokowi

Ada dugaan korupsi pengadaan 10 unit mobil Crane.

NBCIndonesia.com - Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mendesak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno bertindak atas ancaman yang dilayangkan Dirut Pelindo II, RJ Lino terhadap Presiden Joko Widodo.

Lino mengancam ingin mundur karena memprotes Presiden Jokowi terkait tindakan Bareskrim Polri yang menggeladah kantor Dirut PT Pelindo II untuk mencari bukti dugaan korupsi pengadaan 10 unit mobil Crane.

"Menteri BUMN sebagai atasan langsung Dirut BUMN seharusnya segera bertindak cepat menindak Dirut Pelindo II, RJ Lino yang lantang mengancam mundur dan memprotes Presiden Jokowi," kata Masinton dalam pernyataannya, Sabtu (29/8/2015).

Sebelumnya beredar transkrip percakapan antara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dengan Lino. Isinya soal aksi Bareskrim Polri yang menggeledah kantor PT Pelindo II.

Berikut percakapan antara Lino dan Sofyan:

RJ Lino: Halo Pak Sofyan, selamat siang Pak.

Sofyan: Kenapa Pak RJ Lino?

RJ Lino: Begini, ini saya baru pulang rapat di luar, tiba-tiba saya kaget kok begitu banyak polisi ada di kantor.

Sofyan: Ada apa?

RJ Lino: Ada penggeledahan. Mungkin mereka cari file. Ya saya hormatilah tugas mereka. Tapi ya saya tidak bisa begini-ini. Harusnya dipanggil dulu, ditanya dulu, dicek dulu ada apa gitu ya.

Sofyan: Hmmm...

RJ Lino: Kemudian seperti crane itu yang 10 buah itu. Itu very small investment dari investment yang besar yang kita lakukan. Kemudian itu kan sudah proses itu sudah diperiksa berkali-kali, BPK sudah periksa dan sudah clear juga, proses lelang sampai semuanya.

Sofyan: Yang dulu itu?

RJ Lino: Bukan lagi Pak. Bukan yang saya dipanggil KPK itu. Dulu di KPK saya masih ikut campur untuk mutusin, karena enggak jalan. Kalau ini saya sama sekali enggak tahu. Jadi mulai dari proses lelang, kemudian...

Sofyan: Memang ada yang lapor?

RJ Lino: Saya kira ini ada karyawan JICT yang laporlah ini biasa. Yang ini mulai proses lelang sampai diputusi pemenang kontrak saya tidak ngerti apa-apa.

Sofyan: Ya. Yaya.. terus?

RJ Lino: Saya tidak pernah teken kontrak. Terus terang saya tadi SMS Pak Luhut Pandjaitan (Menko Polhukam-red). Beliau lagi rapat. Saya protes besar. Saya bilang, kalau begini caranya, saya berhentilah sekarang.

Sofyan: Terus bagaimana sekarang?

RJ Lino: Kalau seperti ini caranya, saya berhenti saja. Enggak bisa negeri ini Pak.

Sofyan: Ditelepon Pak Tito? Pak Kapolda? (Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian-red).

RJ Lino: Enggak, tadi saya telepon Pak Luhut. Bukan Kapolda, Pak. Tadi dari Bareskrim Polri yang ke sini. Pak Sofyan ya, kalau Presiden tidak bisa clear hari ini, besok berhentilah.

Susah negeri ini seperti ini. Kita kayak dihukum media. Begitu datang, media begitu banyak. Saya seperti dibuat seperti kriminal. Come on Pak. I'm make this company so rich. Kok malah saya dihukum begini. Enggak fair Pak. Bapak tolong kasih tahu Presiden deh, kalau caranya seperti ini, saya berhenti.

Sofyan: Ibu Rini Sumarno (Menteri BUMN) gimana?

RJ Lino: Ibu Rini sudah telepon Kapolri. Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Presiden, Pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Saya sama sekali disappointed. Saya sama sekali disappointed.

Sofyan: Dasarnya apa?

RJ Lino: Dasarnya katanya ada korupsi sama money laundering. Come on. Jadi Pak Sofyan tolong kasih tahu Presiden, kalau tidak clearkan hari ini, saya berhenti besok. Saya tidak mau kerja seperti ini. Negeri ini tidak bisa seperti ini.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: